DEMOCRAZY.ID - Annisa Pohan belakangan melempar kritikan pedas terhadap tata kelola pemerintah dalam menangani pandemi corona.
Bahkan, istri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut semakin kecewa saat perusahaan plat merah, Kimia Farma disebut-sebut bakal membuka layanan vaksinasi berbayar.
Dia tak habis pikir, bagaimana mungkin saat vaksinasi massal gratis masih bergulir, ada kelompok tertentu yang berusaha menjualnya ke rakyat umum.
Belakangan, rencana tersebut memang ditunda, namun menurut Annisa, segalanya masih bersifat tak pasti alias plin-plan.
“Negara ini selalu begini, setelah rakyat merespons negatif akan satu isu baru, rencananya dibatalkan,” ujar Annisa, Selasa 13 Juli 2021.
Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (Ika Unpad) tersebut juga mengingatkan pemerintah untuk tidak secara tiba-tiba memulai kembali rencana ini tanpa sepengetahuan rakyat.
“Ini baru ditunda, jangan sampai nanti dimulai tanpa ada ada penjelasan mengenai vaksin yang berbayar,” pintanya.
Annisa Pohan lantas menjelaskan, rencana program vaksin gotong-royong mulanya diperuntukkan kepada perusahaan.
Konsepnya sederhana, yakni perusahaan membelinya, kemudian memberikannya secara cuma-cuma kepada karyawan.
Namun, belakangan, ada ‘rencana busuk’ yang coba dimainkan pemerintah, yakni dengan menjual vaksin tersebut secara langsung ke individu.
Kalau alasannya untuk mempercepat vaksinasi, menurutnya, tentu tidak masuk akal.
“Kenapa sekarang Kimia Farma malah menjual langsung ke target user (masyarakat secara individu)? Kalau alasan mempercepat, ya bisa digratiskan saja melalui Kimia Farma juga. (Pertanyaan ini) masih belum terjawab,” tuturnya.
Annisa Pohan Heran dengan Kebijakan Vaksinasi di Indonesia
Meski demikan, Annisa Pohan memastikan, dirinya hanya sebatas bertanya tentang kondisi bangsa.
Namun, jika kemudian ada pihak yang bisa memberi jawaban logis dan memang bertujuan untuk kepentingan rakyat, maka pihaknya pasti menerima dengan baik.
“Kami tuh hanya bertanya, kalau ada jawaban yang masuk di logika dan memang untuk kepentingan rakyat, pasti akan terima dan bantu menjelaskan,” tuturnya.
Hingga saat ini, setiap kali dia melempar kritikan atau pertanyaan tentang kebijakan pemerintah, tak ada pihak terkait yang memberi respons lugas.
Malahan, yang ada, dia lebih sering mendapat makian atau jawaban yang tak santun.
“Sejauh ini yang merespon banyakan Buzzer tidak nyambung atau kotor bahasanya. Sangat tidak mencerminkan objek yang dibelanya yang saya tahu santun,” kata Annisa. [Democrazy/rnd]