DEMOCRAZY.ID - Sosok Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendadak jadi perbincangan hangat lantaran disebut-sebut layak tendang Erick Thohir dari kursi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menanggapi desas-desus tersebut, ahli hukum tata negara Refly Harun membongkar alasan mengapa kursi Menteri BUMN diincar banyak pihak.
Awalnya Refly buka suara dan mencurigai Erick Thohir yang seakan memberikan kesempatan pada politisi NasDem untuk mendapat jabatan.
Dia menilai, jabatan Menteri BUMN sendiri seperti kursi panas.
Hal itu lantaran cara pemerintah dalam memandang jabatan yang diemban seorang Menteri BUMN
“Yang jelas, fenomena ini adalah kursi panas karena cara pemerintah melihat BUMN seperti perusahaan-perusahaan BUMN itu adalah bawahannya menteri BUMN,” kata Refly Harun dalam saluran YouTube miliknya nya, dikutip pada Jumat, 30 Juli 2021.
Terlebih siapa saja yang menjabat sebagai Menteri BUMN seakan memiliki kantor di seluruh BUMN Indonesia sehingga jabatan tersebut sangat diincar oleh banyak pihak.
Makanya enggak heran apabila sebuah pihak ingin kaya secara mendadak, salah satunya dengan cara mengincar kursi Menteri BUMN.
“Sehingga Menteri BUMN itu seolah-olah punya kantor di seluruh BUMN di Indonesia dan powerful. Makanya kursi ini selalu diincar, apalagi bisa membuat orang menjadi kaya mendadak.” ujarnya.
Prestasi Ahok hingga Penolakan Keras dari Politikus Nasdem
Sementara polemik soal usulan agar Ahok diangkat jadi Menteri BUMN sendiri, Refly mengaku sebenarnya tidak mengetahui apa prestasinya selama menjabat sebagai Komisaris Utama di Pertamina.
“Kalau melihat Ahok, kita harus melihatnya pelan-pelan. Nah, dalam melihat pelan-pelan itu, saya terus terang kurang tahu referensinya, apa achievement atau prestasi Ahok setelah lebih dari satu setengah tahun menjadi Komisaris Utama di Pertamina.” tuturnya.
“Yang jelas, yang gonjang-ganjing adalah ketika Pertamina dinyatakan rugi pada semester pertama tahun 2020 yang menurut saya aneh. Kenapa aneh? Ya karena Pertamina perusahaan yang monopolistik, kok bisa rugi,” sambung Refly.
Kendati begitu, Refly tetap mengapresiasi ketika Ahok mengungkap fakta mengenai limit kartu kredit yang diterima seorang petinggi Pertamina beberapa waktu lalu.
Refly menambahkan, dia justru heran mengapa orang seperti politikus Nasdem Irma Suryani Chaniago sangat keberatan apabila Ahok diangkat jadi petinggi di Kementerian BUMN.
“Perlu digaris bawahi juga adalah, kenapa orang seperti Irma Chiniago berkeberatan? Nah, ini pengamatan saya, walapun barangkali agak spekulatif.” tegasnya.
Ada Kemungkinan Erick Thohir Berikan Kursi untuk Politikus Nasdem
Labih lanjut Refly berpendapat, Erick Thohir kemungkinan ingin memberikan kesempatan pada politisi NasDem untuk mendapat jabatan.
Sebagai contoh, misalnya, dia menyebut nama Zulfan Lindan yang merupakan salah satu politisi NasDem yang diangkat oleh Erick.
“Saya kok memperhatikan Menteri Erick Thohir ini cukup memberikan kesempatan kepada politisi-politisi NasDem untuk menduduki jabatan,” ucapnya.
“Saya melihat misalnya di Jasa Marga tempat saya dulu sebagai Komisaris Utama, ada Wakil Komisaris Utama. Kalau tidak salah, Zulfan Lindan. Itu orang NasDem,” imbuh Refly Harun. [Democrazy/hps]