DEMOCRAZY.ID - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin membela Presiden Joko Widodo atas aksi blusukannya yang sempat dikritik beberapa waktu lalu.
Sebelumnya diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali melakukan blusukan ke sebuah apotek di Kota Bogor, Jawa Barat pada Jumat, 23 Juli 2021 lalu.
Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Jokowi menanyakan tentang ketersediaan obat Oseltamivir dan Favipiravir.
Baik Oseltamivit ataupun Favipiravir merupakan obat terapi yang digunakan oleh beberapa pasien Covid-19.
Ketika ditanya oleh Jokowi, sang petugas Apotek menjawab bahwa ketersediaan kedua obat tersebut kosong, dan sudah lama tidak didapatkan.
Kemudian, Presiden Jokowi pun mencari vitamin D3 5000 IU dan multivitamin yang mengandung zinc, namun lagi-lagi ketersediaan vitamin tersebut tidak ada alias kosong.
Dari Apotek yang didatangi oleh Presiden Jokowi, ia hanya berhasil mendapatkan vitamin D3 yang 1000 dan Megavite multivitamin.
Aksi Presiden Jokowi yang blusukan itu pun menarik perhatian publik, baik yang pro atau pun kontra dengan sikap Presiden.
Salah satu publik yang pro terhadap sikap Presiden Jokowi adalah Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin.
Melalui akun Twitternya @AliNgabalinNew, pada Senin 26 Juli 2021, ia dengan tegas membela sikap Presiden Jokowi.
Ia menjelaskan bahwa sikap tersebut sudah menjadi ciri khas Presiden Jokowi sejak ia menjabat sebagai wali kota Surakarta beberapa tahun yang lalu.
Ngabalin pun menjelaskan bahwa blusukan dilakukan untuk memastikan pekerjaan di lapangan tidak mangkrak atau terbengkalai.
"JOKOWI sdh selesai dgn dirinya. Kebiasaan blusukan sejak walikota agar memastikan pekerjaan di lapangan tdk MANGKRAK," bela Ali Ngabalin pada Senin 26 Juli 2021.
Ngabalin pun mengatakan bahwa 'Barisan Sakit Hati' selalu memprovokasi rakyat, memfitnah, dan membuat konten dengan menghasut dan mencederai orang lain.
Orang lain yang disebut Ali Ngabalin dalam cuitannya adalah tak lain Presiden Joko Widodo.
"Kenapa kalian yg kejang2? Barisan Sakit Hati, tiada hari tanpa memprovokasi rakyat. memfitnah, menjual diri dgn cara membuat konten menghasut&mencederai org lain," pungkas Ngabalin. [Democrazy/pkr]