DEMOCRAZY.ID - Dua anggota Blok Politik Pelajar (BPP) Miftahul Choir dan Delpedro Marhaen Rismansah dituding mendalangi ajakan demonstrasi Jokowi End Game.
Mereka mendapat serangan doxing hingga ancaman pembunuhan atas tudingan yang mereka bantah sebagai perbuatannya.
"Ada beberapa yang ancaman pembunuhan, ada yang ancam bakal datang ke rumah, ada yang cuma nanyain 'Ini DPO ya?' Ada yang nanyain ke mana logistik yang diduga saya bawa kabur," kata Miftah.
Sejumlah informasi pribadi seperti nomor telepon dan alamat rumah milik Miftah disebarluaskan di media sosial dalam sebuah poster. Dalam poster tersebut tertulis 'daftar pencarian orang'.
"Ada beberapa yang ancaman pembunuhan, ada yang ancam bakal datang ke rumah, ada yang cuma nanyain 'Ini DPO ya?' Ada yang nanyain ke mana logistik yang diduga saya bawa kabur," jelas Miftah.
Selain itu rumah Miftah juga didatangi polisi dari Polres Bogor.
Mereka datang dua kali. Pada kedatangan pertama, mereka melakukan konfirmasi informasi pribadi Miftah yang didoxing di media sosial.
Selanjutnya, polisi tersebut menanyakan apakah Miftah menjadi dalang seruan demo Jokowi End Game.
"Mereka datang hanya konfirmasi itu. Saya berkata jujur ya, saya tidak terlibat Jokowi End Game," jelas Miftah.
Delpedro Marhaen Rismansah juga mendapatkan teror berupa spam chat, pesan suara Whatsapp, telepon dengan pesan bernada ancaman hingga ancaman pembunuhan.
"Mulai dari mendapatkan spam chat, pesan suara Whatsapp dan telepon yang berisikan pesan-pesan ancaman bahkan hingga ancaman pembunuhan," kata Pedro saat dihubungi melalui pesan pendek.
"Ada juga yang mengirim foto tampak depan tempat tinggal saya sekarang pada malam hari," tambah Pedro.
Ia sempat merasa was-was saat menerima foto tempat tinggalnya.
Ia memutuskan menonaktifkan ponselnya selama beberapa waktu. [Democrazy/dtk]