DEMOCRAZY.ID - Ekonom senior, Rizal Ramli, mengomentari deklarasi Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bahwa negaranya telah menang melawan Covid-19.
Rizal Ramli menyoroti keberhasilan Amerika Serikat dalam menangani pandemi Covid-19 setelah pergantian presiden, dari Donald Trump ke Joe Biden.
Dalam cuitannya, Rizal Ramli juga menyinggung soal Donald Trump yang malah sempat menyepelekan Covid-19 selama 1,5 tahun.
Ia lantas menarik kesimpulan terkait pelajaran yang bisa diambil dari deklarasi kemenangan AS melawan virus corona tersebut.
Menurutnya, pergantian presiden diperlukan jika ingin pandemi Covid-19 segera berakhir.
"Pelajaran: Ganti Presiden kalau pengen corona cepat diselesaikan !" ujarnya, seperti dikutip dari cuitan di akun Twitter pribadinya @RamliRizal.
Tak hanya itu, Rizal Ramli juga mengatakan bahwa Donald Trump sebelumnya asal-asalan dalam menangani virus corona di negaranya, yang berujung pada terpaparnya 5 juta penduduk AS.
"Sebelumnya Trump 1,5 tahun menyepelekan, ngasal dan slebor thd corona. 5 juta orang kena covid," kata sang ekonom menerangkan.
Sementara hanya dalam waktu 6 bulan saja, kata Rizal Ramli, Joe Biden sudah bisa menggelar pesta dan mendeklarasikan kemenangan Amerika Serikat melawan virus corona.
"Kurang 6 bulan, Biden Gelar Pesta, AS Deklarasikan Menang Lawan Corona," tuturnya di akhir cuitan.
Untuk diketahui, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah mengumumkan berakhirnya pandemi Covid-19 di negeri Paman Sam tersebut.
Deklarasi kemenangan ini disampaikan Joe Biden pada Minggu, 4 Juli 2021, waktu setempat, bersamaan dengan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.
Joe Biden mengumumkan kemenangan melawan Covid-19 dalam suatu pesta di selatan Gedung Putih.
"Hari ini, di seluruh negara ini, kita dapat mengatakan dengan percaya diri: Amerika akan kembali bersama. Hari ini, meski virus belum dimusnahkan, kita tahu bahwa virus init idak lagi mengendalikan hidup kita, tidak akan lagi melumpuhkan bangsa kita," ujar Joe Biden.
"Virus itu dalam kekuatan ini untuk memastikan hal tersebut (pandemi) tidak pernah terjadi lagi," tuturnya. [Democrazy/dpk]