DEMOCRAZY.ID - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono menyentil Moeldoko yang kini rajin mempromosikan Ivermectin untuk menangani pasien Covid-19.
Epidemiolog UI itu juga mengkritik tingkah dari Kepala Staf Presiden (KSP) itu karena lebih fokus menyampaikan manfaat obat Ivermectin ketimbang menggaungkan protokol kesehatan.
Sebelumnya, dalam sebuah diskusi virtual Moeldoko sempat menyampaikan mengenai kemanjuran dari obat tersebut bagi pasien Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia.
Sebagai informasi, saat ini obat Ivermectin sedang menjadi sorotan sejumlah pihak lantaran disebut-sebut menjadi salah satu terapi bagi pasien Covid-19.
Tak hanya Moeldoko, Menteri BUMN Erick Thohir pun beberapa waktu lalu menyampaikan pernyataan yang cukup kontroversial soal kegunaan obat Ivermectin.
Dalam keterangannya, Erick Thohir menyebut Ivermectin merupakan obat minum anti parasit yang secara in vitro memiliki kemampuan anti-virus yang luas dengan cara menghambat replikasi virus SARS-CoV-2 (penyebab Covid-19).
Erick Thohir pun sempat menyampaikan obat Ivermectin PT Indofarma Tbk itu sudah mendapat izin edar dari BPOM dengan nomor GKL2120943310A1.
Di tengah polemik ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum lama ini angkat bicara mengenai simpang siur obat Ivermectin.
Melalui pernyataan resminya, Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan izin edar dari obat Ivermectin bukan sebagai obat Covid-19 akan tetapi sebagai obat cacing.
Melihat masifnya Moeldoko menginformasikan Ivermectin, Epidemilog UI Pandu Riono menyindir peran dari mantan Panglima TNI itu.
“Seharusnya promosikan pakai masker dan perilaku lain dalam paket 3M sebagai perilaku yang perlu dilakukan penduduk agar menekan lonjakan kasus yang semakin menggila,” ucap Pandu Riono di akun Twitter-nya @drpriono1, Selasa, 29 Juni 2021.
“Kok jadi salesman obat sih Pak Moeldoko?” kata Pandu Riono menambahkan.
Dalam cuitan yang lain, Epidemiolog UI itu juga menyoroti adanya kabar Ivermectin saat ini banyak yang memborong hingga terjadi kelangkaan di pasar obat saat paparan Covid-19 melonjak.
“Ivermectin diborong, langka di pasar obat berkat dipromosikan abis oleh pejabat publik di tengah kepanikan lonjakan kasus,” tutur Pandu Riono.
“Bila 80 persen penduduk konsumsi teratur ivermectin, maka ‘herd-immunity’ tercapai, tidak perlu vaksin. Ataukah tercapai ‘herd-stupidity’, Covid-19 naik-turun,” ujar Epidemiolog UI itu melalui cuitan dengan nada sindiran. [Democrazy/pkr]