DEMOCRAZY.ID - Pembusukan dan fitnah kembali menerpa Partai Demokrat.
Kini Demokrat dan AHY difitnah mendalangi kerusuhan di sela-sela sidang Habib Rizieq Shihab (HRS), Kamis (25/6).
Setelah gagal mengkudeta kepemimpinan yang sah Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), terkini Demokrat dan AHY kembali difitnah mendalangi kerusuhan di sela-sela sidang Habib Rizieq, Kamis (25/6).
Fitnah dan adu domba terhadap AHY dan Demokrat bermunculan di media sosial.
Bahkan, diduga banyak akun-akun baru yang menetas atau kembali muncul untuk melakukan serangan di media sosial dengan tujuan membentuk opini publik.
DPP Partai Demokrat melalui akun Twitter @PDemokrat tegas menyatakan, kabar AHY dan Demokrat di balik kerusuhan sidang HRS adalah hoax.
Atas fitnah dan adu domba tersebut, partai pimpinan AHY itu menegaskan, tidak akan pernah gentar.
“Sahabat Demokrat, upaya merusak Partai Demokrat dan Ketum AHY terus dilakukan pihak-pihak yang tidak suka melihat kami selalu terdepan memperjuangkan keinginan rakyat,” dikutip dari akun Twitter Demokrat.
“Meme dengan konten hoax di bawah ini disebar pelaku kambuhan. Kami tidak gentar!!” sambung akun itu dengan menyertakan tagar #DemokratBerkoalisiDenganRakyat.
Ada yang menyebut, fitnah dan adu domba ini bagian dari kudeta yang kemarin sempat gagal.
Setelah gagal kudeta, buzzer bayaran dikerahkan untuk fitnah AHY dan Demokrat.
Wakil Sekjen Partai Demokrat, Irwan Fecho bahkan menyebut negara gagal menghentikan politik fitnah dan adu domba.
"Politik fitnah dan adu domba seperti ini tidak pernah bisa dihentikan oleh negara," ujar anggota DPR itu di akun Twitter, Jumat (25/6).
Ditegaskan Irwan, fitnah semacam itu sudah di luar nalar, karena AHY adalah figur yang selalu taat hukum.
"Bahkan logika yang sesat dan pembunuhan karakter ini diproduksi massif untuk menyerang Mas AHY yang selama ini menjadikan hukum sebagai Panglima," jelasnya.
Irwan justru menduga ada andil "Kakak Pembina" yang menggunakan buzzer menebar fitnah pada AHY.
"Kakak Pembina rupanya masih terus menebarkan kebohongan dan kebencian," ucapnya. [Democrazy/pjs]