DEMOCRAZY.ID - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo balik mengkritik politisi yang mempersoalkan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memimpin PPKM darurat. Rahmad heran dengan pihak yang mengkritisi penunjukan Luhut.
"Jadi saya kira Pak Luhut sudah teruji soal kepemimpinan, baik soal pemerintahan, baik dari militer, baik koordinasi dengan para pangdam, koordinasi dengan kepolisian, itu kan yang dibutuhkan, dan itu ada di diri Pak Luhut," kata Rahmad kepada wartawan, Rabu (30/6/2021).
"Kita ingat bersama waktu itu Pak Presiden juga memberikan penugasan untuk Pak Luhut berkoordinasi dengan para pangdam dan juga dengan kapolda. Ternyata juga cukup bagus, cukup berhasil. Artinya waktu itu bisa dikendalikan untuk paparan yang dari naik bisa diturunkan," imbuhnya.
Rahmad menegaskan yang saat ini mesti disoroti bukan soal siapa yang memegang komando PPKM darurat.
Menurutnya, yang harus diperhatikan adalah penerapan aturan PPKM darurat.
"Kepemimpinan tidak perlu lah kita persoalkan. Ini adalah satu aturan kebijakan, yang harus diperhatikan adalah bagaimana pelaksanaannya di lapangan, bagaimana agar seluruh pihak, semua bergotong royong dengan seluruh masyarakat, pemerintah daerah, TNI, Polri untuk bersatu padu mengendalikan COVID-19. Aturan ada, kalau tidak diterjemahkan, kalau tidak dijalankan dengan baik, terjadi bolong-bolong, terjadi pembiaran, kan sama saja," papar Rahmad.
Lebih lanjut, Rahmad menilai kritik atas keputusan penunjukan Luhut kontra produktif terhadap penanganan COVID-19 di Tanah Air.
Anggota DPR dari Fraksi PDIP itu mengajak semua pihak bersatu menangani pandemi.
"Bukan soal kepemimpinan, soal siapa yang memimpin, kan jadi lucu mengkritik soal pemimpin yang akan menahkodai. Jadi seperti anak-anak, menjadi kontra produktif, menjadi pembicaraan banyak orang sehingga rakyat berkomentar hal-hal yang kontra produktif, sehingga jelek. Ayolah kita bersatu," sebut Rahmad.
"Ingat, para politisi untuk berhati-hati komentar. Ciptakan energi positif. Kasihan rakyat bila asal bicara," sambung dia. [Democrazy/dtk]