DEMOCRAZY.ID - Gubernur Riau Syamsuar tak terima fotonya diedit menjadi drakula sehingga mengadukan pendemo ke polisi.
Komisi II DPR RI mengkritik langkah Syamsuar yang dinilai terbawa perasaan atau baper terhadap para pendemo.
"Menurut saya apa yang dilakukan demonstran di sana masih dalam batas ungkapan protes mahasiswa aktivis yang kritis terhadap realitas sosial yang timpang. Akan menyedihkan bila kawan-kawan mahasiswa diam dan tidak peduli dengan realitas sosial yang menurut idealitas mahasiswa terjadi ketidakadilan dan penindasan," kata Wakil Ketua Komisi II Luqman Hakim kepada wartawan, Kamis (24/6/2021).
"Mahasiswa itu elite cendekia yang menikmati privilege pendidikan yang dibiayai dari pajak rakyat. Karena itu, mahasiswa memiliki kewajiban moral untuk melawan segala bentuk ketidakadilan dan penindasan. Mahasiswa kalau tidak 'kiri' berarti tidak punya hati," imbuhnya.
Gubernur Riau Syamsuar, kata Luqman Hakim, sepatutnya menerima kritik yang diberikan para pendemo.
Kritik kepada pejabat publik, menurut Luqman Hakim, dapat dijadikan alat pengendali kekuasaan.
"Pejabat publik harusnya berterima kasih dan bersyukur dengan adanya kelompok-kelompok mahasiswa dan rakyat yang kritis. Kritik mahasiswa dan rakyat yang kuat, akan menjadi jalan keselamatan bagi pejabat publik dari jebakan sisi gelap kekuasaan yang korup dan menindas," ujar elite PKB ini.
Luqman Hakim menyarankan Gubernur Riau Syamsuar membuka ruang dialog dengan para pendemo.
Jabatan publik yang diemban Syamsuar, menurut Luqman Hakim, tak perlu dibuat baper.
"Daripada lapor polisi yang hanya akan menimbulkan kesan arogansi kekuasaan, lebih baik bangun komunikasi, buka ruang dialog, jelaskan fakta dan data-data. Itu pasti lebih baik. Jadi, kalau masih gampang baper, sebaiknya jangan jadi pejabat publik," imbuhnya.
Gubernur Riau Syamsuar sebelumnya mengadukan pendemo yang mengedit foto dan menyebut dirinya drakula ke polisi. Syamsuar tak terima fotonya diedit menjadi drakula.
"Beliau dapat laporan dari stafnya ada demo dari massa Aliansi Mahasiswa Penyelamat Uang Negara dikoordinir oleh seseorang bernama Alqodri," kata kuasa hukum Syamsuar, Alhendri, saat dimintai konfirmasi, Kamis (24/6).
Alhendri mengatakan massa membawa spanduk bergambar Syamsuar yang sudah diedit. Foto diedit dengan gigi taring panjang layaknya drakula.
Tidak hanya foto karikatur, dalam spanduk itu juga tertulis 'Tangkap Gubernur Drakula' yang dibentangkan di depan pintu masuk Kejaksaan Tinggi Riau, Rabu (2/6).
Hal ini dinilai bermuatan penghinaan dan akhirnya diadukan.
"Dalam demo itu ada spanduk bermuatan penghinaan, ada karikatur wajah dia yang seakan-akan diedit seperti drakula. Tetapi ada tulisan 'Tangkap Gubernur Drakula', ini kalau dikaji jelas arahnya itu ke Syamsuar," katanya.
"Karena merasa dirugikan dia melakukan upaya hukum atas nama pribadi, berupa pengaduan. Beliau mengajukan secara pribadi, bukan sebagai Gubernur ya," kata Alhandri lagi. [Democrazy/dtk]