DEMOCRAZY.ID - Acara reuni mantan tim kampanye nasional Joko Widodo dan Ma'ruf Amin menjadi sorotan. Reuni ini dikritik habis-habisan soal protokol kesehatan Covid-19.
Foto reuni ini dibagikan oleh Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni di Twitter.
Ia memamerkan makan malam bersama teman-teman yang dulu menjadi TKN Presiden Jokowi.
"Reuni TKN Jokowi - Ma'ruf Amin. Makan malam bersama dengan kawan-kawan seperjuangan," tulisnya dalam Twitter, Kamis (24/6/2021).
Acara itu dihadiri sejumlah tokoh politik ternama.
Diantaranya Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Menkominfo Johnny Plater, hingga mantan Menaker Hanif Dhakiri.
"Bawah : Pak Asrul Wakil Ketua @mprgoid, Mas Hasto Sekjen @PDI_Perjuangan, Bang Johnny Plate @kemkominfo, Cak Udin Sekjen PKB," tulis Raja J. Antoni.
"Atas Mas Verry @pkpindonesia, Bang Ferry @DPP_PKB, saya @psi_id, Mas Awi Sekjen @DPP_PPP, Cak Rofiq Sekjen @PartaiPerindo serta Mas Hanif mantan Menaker," lanjutnya menjabarkan.
Acara ini langsung mendapatkan kritikan setelah Raja mengatakan tidak ada pembicaraan serius dari reuni itu.
Menurut pengakuannya, mereka hanya makan malam berjamaah.
"Tidak ada pembicaraan serius. Reuni ringan dan makan malam berjamaah," katanya dalam Twitter.
Tak ingin publik salah paham, Raja menjelaskan semua yang hadir menerapkan protokol kesehatan seketat mungkin.
Mereka hanya mencopot masker selama 3 detik saat berfoto-foto. Acara sendiri disebunya cukup singkat karena hanya berlangsung 2 jam.
"FYI: pertemuan dimulai pukul 17.00 WIB, kurang dari pukul 19.00 WIB sudah bubar. Semua pakai masker dan jaga jarak aman kecuali 2-3 detik untuk foto," jelasnya.
Meski sudah menjelaskan soal prokes, postingan acara reuni ini mendapatkan kritikan habis-habisan. Salah satu sorotan tajam datang dari musisi Baskara Putra.
Ia mempertanyakan apa manfaat acara reuni itu jika tidak membahas hal penting.
Apalagi, acara reuni itu cukup padat dihadiri 10 orang yang tidak menjaga jarak dalam satu meja makan.
"Tidak ada pembicaraan serius, berarti gak urgent, gak penting-penting amat. 10 orang satu meja, gak ada jarak. Makan kan buka masker. Mane katanya PPKM mikro. Prokes seketat mungkin my ass," kritiknya di Twitter.
Kritikan Baskara ini langsung di-retweet hingga 1.500 kali dan mendapatkan 3.800 tanda suka dari warganet.
Warganet juga memberikan berbagai macam komentar yang mendukung pernyataan Baskara.
"Bubar saja Pak, kalau ndak ada yang serius. Kumpulnya bisa melalui virtual, tolong kasih contoh yang baik untuk masyarakat. Bapak semua kan kategori pejabat atau tokoh publik ya," tegur warganet.
"Gak serius berarti gak penting dong? Bisa lewat Zoom kali jadi gak perlu keluar rumah, kan aturan PPKM nya jelas," kritik warganet.
"Mending kamu minta maaf aja trus hapus tweet ni bang," saran warganet.
"Baru aja tadi pagi liat ibu-ibu jualan soto gerobak didatengin satpol karena ada tiga orang yang makan langsung di sana. Terus ngeliat orang pemerintahan posting kayak gini tuh kayak... hah????," komen warganet.
"Puncak komedi," sindir yang lain.
"YA TERUS KALAU GAK ADA PEMBICARAAN SERIUS NGAPAIN KUMPUL-KUMPUL??? GA MENGHARGAI BANGET MASYARAKAT YANG NAHAN-NAHAN BUAT GA KUMPUL-KUMPUL," tegas warganet.
"Pesan apa ya yang ingin dimunculkan dari foto ini? Kondisi pandemi sedang kritis, tapi elite politik boleh kumpul-kumpul meski pembicaraannya gak serius?," kata warganet. [Democrazy/sra]