"Seluruh dunia harus tahu apa negara teror Israel ini," kata Erdogan pada upacara pembukaan bagian ketujuh di North Marmara Motorway.
Menyoroti pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) pada Kamis (20/5) tentang krisis, Erdogan mengatakan "sesi sukses" diadakan di bawah kepresidenan Volkan Bozkir, seorang diplomat Turki, dan dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, serta menteri luar negeri lainnya yang berdiri bersama tentang masalah tersebut.
"Mereka berbicara tentang bagaimana Palestina diduduki oleh negara teror Israel sejak 1947, dan diubah menjadi sebidang tanah (kecil) hari ini," tegasnya.
Seperti diketahui, pertempuran antara Israel dan militan Palestina di Gaza dimulai pada 10 Mei setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan Israel-Palestina yang memuncak dalam bentrokan di al-Aqsa, sebuah situs suci yang dihormati oleh Muslim dan Yahudi.
Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Gaza, mulai menembakkan roket setelah memperingatkan Israel untuk menarik diri dari situs tersebut, memicu serangan udara balasan.
Menurut kementerian kesehatan Gaza, setidaknya 248 orang, termasuk lebih dari 100 wanita dan anak-anak, tewas.
Israel mengatakan pihaknya menewaskan sedikitnya 225 militan selama pertempuran itu. Hamas belum memberikan angka korban bagi para pejuang.
Di Israel 13 orang, termasuk dua anak dan seorang tentara Israel, tewas, kata layanan medisnya.
Keduanya sempat melakukan gencatan senjata pada Jumat (21/5), namun kemudian dinodai dengan serangan yang dilakukan Israel. [Democrazy/okz]