DEMOCRAZY.ID - Chairman Lembaga Riset Siber CISSReC Pratama Persadha menyesalkan kasus pembobolan 279 juta data masyarakat Indonesia. Data bocor yang disebar dan dijual di forum yang menyita perhatian publik itu diduga dari BPJS Kesehatan. Menurut Pratama, akun penyebar bernama Kotz yang memberikan akses download secara gratis untuk file sebesar 240 MB pada 12 Mei berisi satu juta data pribadi masyarakat Indonesia. Akun tersebut mengklaim menyimpan lebih dari 270 juta data lainnya yang dijual seharga US$6 ribu. "Bila dicek, data sample sebesar 240MB ini berisi nomor identitas kependudukan (NIK), nomor HP, alamat, alamat email, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tempat tanggal lahir, jenis kelamin, jumlah tanggungan dan data pribadi lainnya yang bahkan si penyebar data mengklaim ada 20 juta data yang berisi foto," kata Pratama dalam keterangan resmi diterima, Jumat (21/5). Dijelaskan Pratama dalam file tersebut ada data NOKA atau nomor kartu BPJS kesehatan. Menurut klaim pel
DEMOCRAZY.ID - Chairman Lembaga Riset Siber CISSReC Pratama Persadha menyesalkan kasus pembobolan 279 juta data masyarakat Indonesia. Data bocor yang disebar dan dijual di forum yang menyita perhatian publik itu diduga dari BPJS Kesehatan. Menurut Pratama, akun penyebar bernama Kotz yang memberikan akses download secara gratis untuk file sebesar 240 MB pada 12 Mei berisi satu juta data pribadi masyarakat Indonesia. Akun tersebut mengklaim menyimpan lebih dari 270 juta data lainnya yang dijual seharga US$6 ribu. "Bila dicek, data sample sebesar 240MB ini berisi nomor identitas kependudukan (NIK), nomor HP, alamat, alamat email, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tempat tanggal lahir, jenis kelamin, jumlah tanggungan dan data pribadi lainnya yang bahkan si penyebar data mengklaim ada 20 juta data yang berisi foto," kata Pratama dalam keterangan resmi diterima, Jumat (21/5). Dijelaskan Pratama dalam file tersebut ada data NOKA atau nomor kartu BPJS kesehatan. Menurut klaim pel