Pasalnya, Raja Salman, begitu dia dipanggil, dianggap memiliki otoritas tinggi untuk menyelesaikan konflik teritorial kedua daerah tersebut.
Selain itu, kondisi geografis Arab Saudi yang dekat dengan Palestina sangat memudahkan negaranya untuk memberikan bantuannya.
Kendati demikian, Raja Salman tampak belum turun langsung untuk mengerahkan seluruh otoritasnya guna membantu Palestina.
Beberapa waktu lalu, Pemerintah Arab Saudi 'hanya' mengatakan bila kekerasan di Tepi Barat harus dihentikan sesegera mungkin.
Praktis dunia internasional sedikit kecewa dengan Raja Salman karena tak ada langkah proaktif untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Di saat para pemimpin dunia tertunduk lesu membela Palestina, mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada 2005 lalu lantang menyuarakan akan menghapus Israel dari peta dunia.
Ahmadinejad juga menegaskan bila Holocaust kaum Yahudi di masa Perang Dunia II ialah narasi yang dibuat-dibuat oleh Barat.
"Zionis tak boleh mendapat tempat di Palestina, maka harus segera dihilangkan dari peta," ujar Ahmadinejad seperti dikutip dari History.com, Minggu, 23 Mei 2021.
Pernyataan ini muncul setelah pada tahun 1998 Iran berhasil membuat rudal balistik berhulu ledak nuklir Shahab-3.
Shahab-3 mampu menjangkau Israel dimana hal inilah yang memantik niat Ahmadinejad untuk segera menghabisi Zionis.
Namun belum terlaksana niatnya Ahmadinejad keburu lengser dari tampuk kepemimpinan Iran. [Democrazy/gmd]