Pabrik di Baltimore tersebut dijalankan oleh Emergent BioSolutions, mitra dari J&J dan AstraZeneca.
Pejabat federal menyatakan insiden tersebut sebagai kesalahan manusia yang terjadi pada akhir Februari.
Namun Administrasi Makanan dan Obat (FDA) menyebut akan melakukan penyelidikan.
Pihak J&J saat ini telah meningkatkan kontrol di pabrik Emergent BioSolutions untuk mengindari kesalahan.
Terbuangnya belasan dosis itu membuat distribusi vaksin J&J di Amerika Serikat (AS) terganggu, seperti dilaporkan The Telegraph, Kamis (1/4).
Vaksin J&J yang diproduksi di Baltimore merupakan bagian dari 24 juta dosis yang akan didistribusikan ke seluruh AS pada bulan depan.
Belum diketahui kapan pengiriman akan diselesaikan.
Untuk menanggapi distribusi yang terhambat dari J&J, pejabat Gedung Putih telah meminta Pfizer dan Moderna untuk mempercepat kiriman vaksin.
Vaksin J&J dan AstraZeneca dikembangkan dengan teknologi yang sama, yaitu menggunakan versi virus yang tidak berbahaya atau vektor yang ditularkan ke dalam sel untuk membuat protein dan merangsang sistem kekebalan.
Tetapi vektor J&J dan AstraZeneca secara biologis berbeda sehingga tidak dapat ditukar atau dicampurkan. [Democrazy/rml]