DEMOCRAZY.ID - Mantan petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI), yakni Tengku Zulkarnain atau yang lebih akrab disapa Tengku Zul, angkat bicara terkait kisruh pelabelan "ustaz radikal" PT Pelni. Seperti diketahui, PT Pelni baru-baru ini membatalkan rencana pagelaran kajian Islam karena menilai bahwa penceramah yang diundang mayoritas radikal. Bahkan, pejabat PT Pelni yang turut terlibat dalam perencanaan kajian Islam itu harus menerima pil pahit pemecatan. Terkait kabar tersebut, beragam opini publik pun bermunculan. Ada yang pro, ada pula yang kontra. Namun, salah satu pihak yang mengecam keputusan PT Pelni tersebut, yakni Tengku Zulkarnain. Pada cuitan terbarunya di media sosial Twitter pribadinya, ia mengisahkan pengalamannya bertahun-tahun bersama Pelni yang ia nilai religius. Ia menyebutnya demikian sejak zaman mantan presiden Soeharto di mana pada masa-masa itu tak ditemukan masalah sama sekali. "Pengalaman bertahun tahun naik Sinabung dan Kambuna Medan-Jakarta se
DEMOCRAZY.ID - Mantan petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI), yakni Tengku Zulkarnain atau yang lebih akrab disapa Tengku Zul, angkat bicara terkait kisruh pelabelan "ustaz radikal" PT Pelni. Seperti diketahui, PT Pelni baru-baru ini membatalkan rencana pagelaran kajian Islam karena menilai bahwa penceramah yang diundang mayoritas radikal. Bahkan, pejabat PT Pelni yang turut terlibat dalam perencanaan kajian Islam itu harus menerima pil pahit pemecatan. Terkait kabar tersebut, beragam opini publik pun bermunculan. Ada yang pro, ada pula yang kontra. Namun, salah satu pihak yang mengecam keputusan PT Pelni tersebut, yakni Tengku Zulkarnain. Pada cuitan terbarunya di media sosial Twitter pribadinya, ia mengisahkan pengalamannya bertahun-tahun bersama Pelni yang ia nilai religius. Ia menyebutnya demikian sejak zaman mantan presiden Soeharto di mana pada masa-masa itu tak ditemukan masalah sama sekali. "Pengalaman bertahun tahun naik Sinabung dan Kambuna Medan-Jakarta se