Seperti diketahui, PT Pelni baru-baru ini membatalkan rencana pagelaran kajian Islam karena menilai bahwa penceramah yang diundang mayoritas radikal.
Bahkan, pejabat PT Pelni yang turut terlibat dalam perencanaan kajian Islam itu harus menerima pil pahit pemecatan.
Terkait kabar tersebut, beragam opini publik pun bermunculan. Ada yang pro, ada pula yang kontra.
Namun, salah satu pihak yang mengecam keputusan PT Pelni tersebut, yakni Tengku Zulkarnain.
Pada cuitan terbarunya di media sosial Twitter pribadinya, ia mengisahkan pengalamannya bertahun-tahun bersama Pelni yang ia nilai religius.
Ia menyebutnya demikian sejak zaman mantan presiden Soeharto di mana pada masa-masa itu tak ditemukan masalah sama sekali.
"Pengalaman bertahun tahun naik Sinabung dan Kambuna Medan-Jakarta selalu sholat berjamaah, jadi imam, ceramah, dan khutbah," tulis Tengku Zul, seperti dikutip pada Sabtu, 10 April 2021.
"Begitu religiousnya Pelni selama bertahun tahun sejak zaman pak Harto, dn tdk ada masalah," sambungnya.
Tengku Zul lantas mempertanyakan mengapa PT Pelni sekarang berubah sehingga terheran-heran apakah ini mungkin arahan dari rezim.
"Kenapa skrg jadi begini. Salah Pelni atau arahan rezim? Hemm ...."
Selain itu, Tengku Zul juga membahas perihal kerugian ratusan miliar PT Pelni dan membandingkannya dengan pengajian batal yang menurutnya tak menimbulkan kerugian apa pun.
"Semestinya tugas petinggi Pelni adalah menutup kerugian ratusan milyar itu. Bukan ngurusi pengajian," ungkap Tengku Zul.
"Apa kalian tdk malu perusahaan rugi besar, malah galaknya ke pengajian yg tdk merugikan apa apa. Kami suka traveling pakai kapal Pelni, tapi jika begini lebih baik hindari Pelni," pungkas Tengku Zul yang bernada seperti ancaman. [Democrazy/trk]