Hal itu disampaikan Yahya Waloni lewat video cermahnya yang tayang di kanal Youtube Bang Mumu, seperti dilihat pada Jumat 9 April 2021.
Dalam tayangan video berjudul 'Ceramah Dashyat Ustadz Yahya Waloni' yang diunggah 5 tahun lalu itu, awalnya Yahya menyampaikan kepada jemaah agar jangan mengucapkan hari raya Natal pada 25 Desember.
Sebab, kata Yahya, Yesus tidak meninggal pada 25 Desember. Adapun jika muslim mengucapkan selamat Natal tersebut maka menurutnya yang bersangkutan sama gobloknya dengan kaum kafir.
"Kalau kita mengucapkan Natal pada tanggal 25 Desember, sementara Yesus tidak meninggal 25 Desember berarti kita sama-sama goblok dengan kafir," ujar Yahya Waloni dalam tayangan video itu.
Ia pun mengaku tidak peduli apabila umat Kristen mau tersinggung dengan hal yang ia sampaikan tersebut.
"Ini kan dakwah, jadi gak peduli Kristen mau tersinggung," tutur Ustaz Yahya.
Yahya kemudian menceritakan pengalamannya saat berdakwah di Batam dimana saat itu, tempatnya berceramah berada di pinggir gereja.
"Kemarin saya ceramah di Batam di pinggir gereja. Pendetanya ada dengar-dengar. Gak peduli saya. Karena saya tahu tuh pendeta tidak berani berdebat," ungkapnya.
Ia pun menilai, sangat penting bagi dirinya untuk menyampaikan kebenaran kepada umat Kristen dalam setiap ceramahnya agar mereka tertarik masuk Islam.
"Ini kan penting, untuk apa? Supaya mereka mendengar kebenaran ini mereka tertarik masuk Islam," kata Yahya Waloni.
Menurutnya, apabila ia tidak menyampaikan kebenaran itu kepada Kristen maka dirinya mengaku khawatir Allah SWT akan menegurnya.
"Kalau saya tidak menyampaikan ini, begitu saya masuk surga dikembalikan oleh Allah, 'Yahya tuh banyak orang yang mengeluh. Katanya waktu kamu ceramah kamu tidak bilang mereka bakal di neraka'. Nah ini saya sampaikan," tegas Yahya.
Yahya Waloni dalam videonya itu juga menegaskan bahwa dirinya tidak peduli jika harus dipenjara lantaran menyampaikan kebenaran dalam isi ceramahnya tersebut.
"Gak peduli saya mau hate speech kalau istilah Kapolri sekarang. Paling masuk penjara. Gak apa-apa masuk penjara kalau karena kebenaran. Tapi jangan karena korupsi," ujarnya. [Democrazy/trk]