Kemampuan manusia itu yang dikatakannya berbeda dengan robot.
"Itu bedanya dengan robot. Robot diinstall algoritma lalu dia biasa lakukan kalkulasi sendiri. Tapi dalam kritik, ada kualitas," kata Rocky saat berbincang dengan Akbar Faizal di chanel Youtube Akbar Faizal Uncencored bertajuk Rakyat Harus Menguji Isi Kepala Capres 2024: Serial Debat Akbar Faizal-Rocky Gerung yang diposting Selasa 6 April 2021.
Kalau robot mengkritik, kata dia, sifatnya kuantitatif. Sedangkan mansuia, mengkritik sebagai upaya untuk menegur pikiran kekuasaan.
"Terutama kepada siapa yang surplus kekuasaan," ujar pria yang dikenal rajin mengkritik pemerintah ini.
Menurut dia, ada sebagian orang yang tidak ingin dikritik karena bersikap feodalisme. Misalnya, seorang profesir dikritik, padahal apa yang telah dibacanya sudah usang.
"Yang disebut mendidik sebenarnya menegur pikiran orang antar mahasiswa atau antar mahasiswa dengan dosen. kebanyakan kita tidak ingin dikritik karena feodealisme. Profesor enggak mau dikritik padahal bacaan udah sampah tapi dia masih anggap karena dia profesor maka dia tidak mau dikritik," tutur Rocky.
Padahal, kata dia, dunia ilmu pengetahuan justru harus memancing kritisisme.
"Bagian ini yang saya kira perlahan-lahan kita install ke dalam pikiran publik, terutama pembuat kebijakan publik bahwa pikiran bermutu itu, itulah yang memelihara keakraban warga negara," katanya. [Democrazy/sdnw]