DEMOCRAZY.ID - Tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 dan 53 awaknya dapat disimpulkan adalah tumbal dari rezim bodoh, rezim zalim, rezim ruwaibidhoh. Kekuasaan yang bodoh, tak memperhatikan rambu agama dan rambu saintis, yang kekuasaan itu menyebabkan celaka seluruh rakyatnya. Demikian dikatakan sastrawan politik Ahmad Khozinudin dalam artikel berjudul “KRI Nanggala: Tumbal Kekuasaan Bodoh dan Zalim.” Dalam kasus KRI 402 Nanggala, kata nampak sekali aspek saintis tidak diperhatikan, seperti adanya technical error sebagaimana dijelaskan oleh Prof Daniel Muhammad Rosyid. Ini bukan soal teknis semata, patut diduga ada kezaliman dalam masalah teknis saintis ini. “Misalnya, kita patut menduga adanya pengabaian masalah maintenance kapal, tidak dialokasikan anggaran maintenance, atau bahkan korupsi anggaran sehingga hal penting ini tidak diperhatikan. Belum lagi, prioritas kebijakan yang tidak dibangun berdasarkan perencanaan yang matang, hanya sibuk mencari ‘WAH’ untuk parodi pesta kejumaw
Sastrawan Politik: Tenggelamnya Kapal Selam Nanggala 402 Tumbal Kekuasaan Dzalim & Dungu!
April 26, 2021
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 dan 53 awaknya dapat disimpulkan adalah tumbal dari rezim bodoh, rezim zalim, rezim ruwaibidhoh. Kekuasaan yang bodoh, tak memperhatikan rambu agama dan rambu saintis, yang kekuasaan itu menyebabkan celaka seluruh rakyatnya. Demikian dikatakan sastrawan politik Ahmad Khozinudin dalam artikel berjudul “KRI Nanggala: Tumbal Kekuasaan Bodoh dan Zalim.” Dalam kasus KRI 402 Nanggala, kata nampak sekali aspek saintis tidak diperhatikan, seperti adanya technical error sebagaimana dijelaskan oleh Prof Daniel Muhammad Rosyid. Ini bukan soal teknis semata, patut diduga ada kezaliman dalam masalah teknis saintis ini. “Misalnya, kita patut menduga adanya pengabaian masalah maintenance kapal, tidak dialokasikan anggaran maintenance, atau bahkan korupsi anggaran sehingga hal penting ini tidak diperhatikan. Belum lagi, prioritas kebijakan yang tidak dibangun berdasarkan perencanaan yang matang, hanya sibuk mencari ‘WAH’ untuk parodi pesta kejumaw