“Tudingan pengajian online Ramadhan di Pelni diisi ustadz radikal sangat tidak mendasar. Ustadz Syafiq Riza Basalamah, Ustadz Firanda maupun ustadz salafi lainnya itu sangat patuh kepada pemerintah. Pembatalan ini menunjukkan kebencian Islam masuk BUMN,” kata pengamat politik Muslim Arbi, Jumat (9/4/2021).
Menurut Muslim, pembatalan pengajian Ramadhan di Pelni dengan tudingan radikal tidak lepas dari kampanye dan propaganda buruk terhadap Islam yang dilancarkan para pendukung rezim saat ini.
“Pendukung penguasa selalu menuding celana cingkrang, jenggot, cadar sebagai radikal dan teroris,” ungkap Muslim.
Muslim mengatakan, pembatalan pengajian online Ramadhan di Pelni menunjukkan tidak paham peta berbagai kelompok Islam.
“Kelompok Jamaah Tabligh bisa dituding radikal karena berjenggot dan menggunakan celana cingkrang. Propaganda radikal dan terorisme sudah tidak sehat dalam demokrasi di Indonesia serta memunculkan konflik di masyarakat,” paparnya.
Komisaris Independen PT Pelni Kristia Budhyarto mengatakan, pejabat di jajarannya yang menyelenggarakan kajian online Ramadan telah dicopot.
Alasannya, menurut Kristia, karena isu radikalisme.
Tak hanya mencopot pejabat terkait, PT Pelni juga membatalkan kajian online Ramadhan tersebut.
Hal ini disampaikan Kristia melalui akun Twitter @kangdede78, Kamis (8/3/2021).
Kristia mengatakan, acara itu tidak memeroleh izin dari direksi.
“Sehubungan flyer info penceramah dlm kegiatan Ramadhan di lingkungan PT @pelni162 dr Badan Dakwah Pelni yg sudah beredar luas perlu saya sampaikan bahwa: Panitia menyebarkan info terkait pembicara Ramadhan belum ada ijin dari Direksi. Oleh sebab itu kegiatan tsb DIBATALKAN,” tulis dia. [Democrazy/suaranas]