DEMOCRAZY.ID - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan menyayangkan keputusan komisaris PT Pelni yang mencopot pejabatnya karena berencana menggelar kajian Ramadan secara online. Apalagi, pencopotan pejabat PT Pelni dan pembatalan kajian yang akan digelarnya dituding karena radikal. Amirsyah meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan terkait kisruh pencopotan pejabat PT Pelni tersebut. Terlebih, soal adanya stempel radikal dibelakang pembatalan kajian yang akan diadakan oleh pejabat PT Pelni itu. "Janganlah terlalu mudah memberikan stigma radikal, karena istilah radikal sendiri masih menjadi perbebatan yang kemudian tak jelas substansi apanya yang radikal, kemudian dijadikan alasan pembatalan ceramah di PT Pelni," kata Amirsyah, Sabtu (10/4/2021). Menurut dia, tuduhan ajaran Salafi dan Wahabi menjadi 'alat pemukul'. Sebab dakwah menjadi alat merangkul. "Jangan istilah radikal di jadikal ala
Pejabat Pelni Dicopot, MUI: Jangan Terlalu Mudah Beri Stigma Radikal!
April 10, 2021
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan menyayangkan keputusan komisaris PT Pelni yang mencopot pejabatnya karena berencana menggelar kajian Ramadan secara online. Apalagi, pencopotan pejabat PT Pelni dan pembatalan kajian yang akan digelarnya dituding karena radikal. Amirsyah meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan terkait kisruh pencopotan pejabat PT Pelni tersebut. Terlebih, soal adanya stempel radikal dibelakang pembatalan kajian yang akan diadakan oleh pejabat PT Pelni itu. "Janganlah terlalu mudah memberikan stigma radikal, karena istilah radikal sendiri masih menjadi perbebatan yang kemudian tak jelas substansi apanya yang radikal, kemudian dijadikan alasan pembatalan ceramah di PT Pelni," kata Amirsyah, Sabtu (10/4/2021). Menurut dia, tuduhan ajaran Salafi dan Wahabi menjadi 'alat pemukul'. Sebab dakwah menjadi alat merangkul. "Jangan istilah radikal di jadikal ala