Salah satunya karena acara itu ikut disiarkan secara live melalui akun Youtube Sekretariat Negara (Setneg).
Hal ini jadi pembahasan Catatan Demokrasi tvOne. Hadir dalam program acara ini aktivis HAM Haris Azhar, tokoh oposisi Haikal Hassan, dr Tirta Mandira Hudhi, Tenaga Ahli Kepala Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan, dan politikus Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi.
Salah satu sesi terjadi perdebatan sengit antara Haris Azhar dengan Teddy Gusnaidi.
Diawali moderator Andromeda Mercury yang mengajukan pertanyaan kepada Ade Irfan dari dr Tirta soal seberapa urgent kehadiran Jokowi di pernikahahan Aurel-Atta dengan disiarkan langsung kanal Youtube Setneg.
Ade Irfan menjelaskan sulit membedakan aktivitas seorang pejabat dengan kepentingan pribadinya.
Pun, kedatangan Jokowi ke pernikahan tersebut ada regulasi yang mengatur karena disertai protokoler yang melekat terhadapnya.
Bagi dia, dengan disiarkan kanal Youtube Setneg maka bisa sebagai informasi pengetahuan ke publik tentang kehadiran Jokowi mematuhi protokol kesehatan.
Giliran Haris Azhar yang menyampaikan pandangannya.
Dia menyinggung ada ranah pribadi Presiden Jokowi yang tidak penting untuk disiarkan secara live ke publik.
Ia tak mempersoalkan protokol kesehatan atau prokes karena presiden memiliki protokoler pengamanan ketat.
"Jadi, secara hukum menurut saya nggak ada masalah. Yang soal masalah itu penggunaan akun secara live," kata Haris dikutip dari akun Youtube tvOne, Sabtu, 10 April 2021.
Pun, Teddy Gusnaidi memberikan tanggapannya dengan menyoroti argumen Haris Azhar.
Dia memberikan pertanyaan apakah live streaming Youtube Setneg sebuah pelanggaran atau bukan.
"Masalahnya hanya apakah live streaming yang digunakan menggunakan Youtube chanel-nya Setneg itu sebuah pelanggaran atau tidak. Itu pertanyaan saya simpel," ujar Teddy.
Haris merespons dengan ingin menjawab pernyataan Teddy namun minta izin terlebih dulu kepada moderator.
"Kalau Anda tanya boleh atau nggak tadi ya. Melanggar atau tidak. Kalau secara hukum ya tidak," kata Haris.
"Ya sudah, selesai," ujar Teddy menyergah jawaban Haris.
Haris pun menimpali kembali pernyataannya bahwa penjelasannya sejak dari tadi tak menyoroti pelanggaran hukum.
"Yang saya tanya menggunakan fasilitas tersebut untuk mempublikasi secara live," kata Haris.
"Melanggar atau tidak?" tanya Teddy lagi.
"Tidak etis," jawab Haris.
Teddy menyampaikan dengan jawaban Haris seperti itu maka ia menggatakan tidak etis itu juga ada ukurannya.
Tapi, bagi dia, Haris tak memiliki ukuran yang dimaksudnya.
Disinggung Teddy, Haris menjawab lagi.
"Oh iya, kalau sesuatu yang benar tidak ada narasumber lain. Saya doang yang ngomong," ujar Haris merespons.
"Makanya itu tadi tidak ada ujungnya. Jawaban tadi cukup buat saya," kata Teddy.
Haris pun merespons Teddy dengan nada agak keras.
"Nggak ini diskusi. Anda nggak usah ngomong nggak ada ujungnya," tutur Haris.
Teddy bilang jika ingin mengkritik Jokowi saat momen pernikahan Aurel-Hatta sebaiknya disampaikan.
Namun, dari penjelasan Istana yang diwakili Ade Irfan sudah dijawab alasan Setneg menyiarkan momen kedatangan Jokowi ke pernikahan tersebut.
Haris menanggapi lagi ucapan Teddy yang dinilainya keliru.
Ia mengingatkan Teddy agar jangan menganggap dirinya dalam diskusi tersebut sebagai figur anti Jokowi.
"Anda hidup di kepala Anda seolah-olah saya berdua ini anti Jokowi. Kita dari tadi mengatakan penggunaan website. Makanya dihadirkan Irfan Pulungan, pejabat KSP. Yang kita tanyakan soal penggunaan website-nya," jelas Haris.
"Kita nggak nyalahin Jokowi. Mungkin Jokowi nggak ngerti itu ada di Youtube. Kenapa ada di Youtube, live," lanjut Haris.
Teddy merespons ucapan Haris.
"Ya sudah, itu sudah jawaban pertama saya tadi," tutur Teddy.
"Nggak, saya nggak jawab pertanyaan Anda. Saya mau bilang Anda jangan menganggap bahwa kita ini anti Jokowi soal perkawinan tersebut," ujar Haris dengan keras.
Teddy membantah bahwa dirinya bilang Haris adalah anti Jokowi dalam diskusi.
"Nggak, nggak, saya nggak sebut," ujar Teddy.
"Anda ketakutan Jokowi yang disalahin. Nggak ada yang nyalahin Jokowi tenang saja. Anda aman," sergah Haris.
"Siapa yang menyatakan Anda menyalahkan Jokowi, nggak ada. Kelihatan kan," tutur Teddy.
Teddy pun diberikan kesempatan moderator untuk menyampaikan beberapa tanggapannya.
Dia menyindir kembali Haris yang terkesan seperti ingin ada keadilan namun versi bocah.
"Ini saya mau bilang bang Haris ini adilnya versi bocah. Jadi, kalau ada baju ukuran XL, semua harus sama. Jadi, mau tiga tahun, mau 10 tahun mau sampai 40 tahun harus XL. Itu lah versi keadilan Bang Haris," ujar Teddy.
Tak tinggal diam, Haris menjawab sindiran Teddy. Ia bilang cara itu yang dipakai Teddy sebagai pendukung Jokowi.
"Itu versi Anda cara belain Jokowi. Tidak ada yang kritik Jokowi dari tadi. Saya dari tadi kritik website," sebut Haris. [Democrazy/vv]