Merespons hal tersebut, tenaga ahli KSP, Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan pemindahan Ibu Kota telah melalui kajian sejak presiden pendahulunya.
Karena itu, Ngabalin menyebut program perpindahan Ibu Kota ini merupakan harapan dari banyak pihak yang mendoakan dan cita-cita yang tertunda.
"Karena itu, ya apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi ini adalah harapan dari banyak orang di negeri ini, cita-cita yang tertunda. Cita-cita yang tertunda, karena itu tidak mungkin ini barang bisa berjalan kalau tidak mendapatkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat," ungkap Ngabalin saat dihubungi, Kamis (8/4/2021).
Ngabalin mengucapkan terima kasih terhadap Isran Noor yang mendoakan Jokowi masuk surga. Ia mendoakan kembali Isran Noor agar sehat selalu.
"Kemudian dengan doa banyak orang itu ditambah dengan doanya Isran Noor kemudian menjadi penyebab masuk surganya Pak Jokowi Alhamdulillah Hirobbil Alamin," kata Ngabalin.
Menurut Ngabalin, wacana pemindahan Ibu Kota telah dibahas sewaktu dia masih menjabat sebagai anggota DPR pada 2004-2009.
Ngabalin yang saat itu juga tergabung dalam Pansus Ibu Kota negara sempat membahas perpindahan Ibu Kota, saat itu DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur Sutiyoso.
Pemindahan Ibu Kota telah dibahas oleh presiden terdahulu.
Ngabalin mengatakan pemindahan Ibu Kota ini telah melalui beberapa kajian dan dukungan pihak lain yang menghendaki, sementara Presiden Jokowi dinilai berani mengambil keputusan tersebut.
"Nah, karena itu, cita-cita Sukarno, cita-cita Soeharto, cita cita juga Susilo Bambang Yudhoyono, orang orang terdahulu yang memimpin republik ini dan semua orang. Persoalannya kan baru di periode dan waktu yang tepat. Presiden yang tepat, di waktu yang tepat dan orang presiden yang berani mengambil keputusan," imbuhnya.
Menurut Ngabalin, tidak mungkin suatu program strategis nasional yang akan dijalankan Presiden kalau tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Karena itu, ia mengatakan pemindahan Ibu Kota ini bukan agar nama Jokowi dikenang, tetapi kebutuhan Ibu Kota negara karena sudah lama dikaji oleh pemimpin terdahulu.
"Ini bukan untuk nama baik Jokowi, bukan, ini bukan untuk seorang Jokowi, bukan. Selesai menjadi Presiden beliau kembali ke Solo, tidak ada lagi kegiatan apa-apa selain meneruskan kembali kegiatannya," ujarnya.
"Jadi kalau soal nama itu sudah lah nggak usah banyak orang yang nyinyir-nyinyir, yang mengembangkan berita dengan penuh bohong dan fitnah gak usah ditanggapi," imbuhnya.
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor menyambut baik rencana pemindahan ibu kota negara. Isran Noor bahkan mendoakan Presiden Jokowi masuk surga jika pemindahan ibu kota itu terwujud.
Isran Noor mengatakan itu saat menyampaikan materi kuliah umum 'Potensi dan Keberlanjutan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur' yang digelar Sekolah Ilmu Lingkungan dan Sekolah Kajian Strategi dan Global (SIL dan SKSG) Universitas Indonesia, Rabu (7/4/2021).
Isran awalnya menuturkan pemindahan ibu kota negara adalah agenda besar pemerintah pusat.
"Terkait materi potensi dan keberlanjutan ibu kota negara di Kalimantan Timur. Sebenarnya kalau ini yang cocok menjawab adalah pemerintah pusat berlanjut atau tidak adalah pemerintah pusat, karena ini adalah sebuah program, rencana besar negara," kata Isran Noor seperti dilihat detikcom di Channel YouTube HUMAS SIL dan SKSG UI, Kamis (8/4).
Isran mengatakan ada tiga kepala negara yang ingin memindahkan ibu kota negara.
Bahkan sejak Presiden RI pertama Sukarno dan Presiden RI kedua Soeharto.
Isran lalu menceritakan perbincangannya dengan Presiden Jokowi.
"Makanya saya sampaikan kepada Bapak Jokowi, Presiden, Bapak Jokowi, Mas Jokowi, Bapak Presiden, Bapak itu pasti masuk surga, 'kenapa Pak Isran', tidak usah lagi Bapak itu beramal ibadah, 'apalagi itu Bapak Isran', karena Bapak telah mewujudkan cita-cita dua kepala negara untuk memindahkan, Pak Sukarno dan Pak Soeharto, dan orangnya sudah meninggal," tutur Isran.
Selain Sukarno dan Soeharto, Isran melanjutkan, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam kesempatan itu, Isran menuturkan, Jokowi menjelaskan rencana pemindahan ibu kota negara ini bukan sesuatu yang tiba-tiba.
"Artinya, Bapak mewujudkan cita-cita itu. Lalu dia (Jokowi) menyampaikan, 'Pak Isran, ini pemindahan ibu kota ini bukan ujug-ujug, tapi melalui kajian-kajian," ujarnya.
Isran memaparkan salah satunya kajian strategis. Kajian itu sudah berjalan sejak akhir 2016 atau akhir tahun kedua masa pemerintahan pertama Jokowi.
"Jadi Bapak nggak usah khawatir, Bapak pasti masuk surga," kata Isran. [Democrazy/dtk]