Tetapi, ia mengungkapkan kalau penurunan itu terjadi lantaran adanya tekanan dari sejumlah pihak.
Kiki menyebut dana tersebut diperoleh dari sebuah organisasi internasional yang bergerak di sektor lingkungan. Juga pemerintah Norwegia yang memberikan penghargaan.
Hal tersebut kata Kiki, tengah ramai diperbincangkan di mana Indonesia dipandang telah memperlihatkan catatan kemajuan dalam hal perlindungan hutan.
"Namun menurut pandangan kami sebenarnya secara umum tingkat deforestasi yang mulai menurun dalam beberapa tahun terakhir adalah karena adanya tekanan dari perusahaan minyak sawit dan masyarakat sipil," kata Kiki dalam diskusi virtual yang digelar Greenpeace, Selasa (6/4/2021).
Tekanan tersebut dilakukan untuk memastikan rantai pasok yang bebas dari deforestasi.
Dengan demikian, Greenpeace memastikan kalau klaim sepihak dari pemerintah itu tidak bisa ditelan mentah-mentah.
"Tapi bukan berarti semuanya bahwa itu adalah tidak bisa diterima tapi ada porsi lain yang kita harus perhatikan," ujarnya.
Kemudian, Kiki juga menjelaskan kalau Greenpeace sempat melakukan investigasi pada akhir 2019 hingga 2021 awal untuk melihat pelanggaran regulasi secara sistematik yang dilakukan mulai dari pemerintah kabupaten, provinsi bahkan hingga pusat.
"Akibatnya adalah sejumlah kawasan hutan baru yang tersedia itu dapat dihancurkan dan dapat dikonversi menjadi lahan perkebunan dan hutan tanaman industri." [Democrazy/sra]