Omongan ini langsung menuai kontroversi dan ramai dibahas khalayak luas.
Menanggapi statemen Jokowi, Menteri Perdagangan M Lutfi pasang badan.
Ia mengatakan bahwa apa yang diucapkan Jokowi tidak lepas dari kesalahannya.
Pasalnya, sebelum Jokowi memulai pidato, Lutfi memberikan laporan terkait adanya e-commerce yang menjual produk barang lintas negara.
Selain itu, ada juga praktik predatory pricing yang membunuh kompetisi dan mengganggu UKM dan UMKM di Indonesia.
Kesal karena membaca laporan tersebut, Jokowi akhirnya menumpahkan kemarahannya dalam pidato dan seolah-olah memukul rata semua produk asing harus dibenci.
Padahal, menurut klaim Luthfi, maksudnya hanya dalam konteks laporan yang ia berikan saja.
“Yang salah ini adalah Menteri Perdagangan. Saya sendiri. Karena, saya memberikan laporan kepada beliau sesaat sebelum acara dimulai. Ini (ajakan membenci produk asing, Red) merupakan bentuk kekecewaan beliau dan kita semua karena praktik yang tidak adil ini menyebabkan kerusakan yang masif pada UMKM kita,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/3).
Lutfi menuturkan bahwa laporan tersebut perlu ia beritahu ke Jokowi karena pihak e-commerce yang menjual produk asing lintas negara jelas mengancam eksistensi pelaku usaha di dalam negeri.
“Ini laporan saya untuk meminta beliau buka raker perdagangan dua hari lalu, karena kita kehilangan UMKM karena masalah tersebut,” ucapnya.
Sayang, timing pemberitahuan yang dilakukan tidak tepat, sehingga Jokowi terbawa suasana dan tidak berbicara sesuai konteks.
Alih-alih memecut rasa nasionalisme, ucapannya justru jadi bahan pergunjingan. [Democrazy/jwps]