Menurutnya, AHY adalah satu-satunya kader yang paling menonjol dibanding kader-kader Partai Demokrat lainnya.
Selain itu, survei AHY saat itu paling tinggi.
Diharapkan, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dapat menjadi lokomotif baru untuk kemajuan partai.
"Jadi memang pada kongres 2020 di antara kader-kader Partai Demokrat yang paling menonjol, paling tinggi surveinya, yang bisa menjadi lokomotif hanya AHY," ujar Andi saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Senin (15/3/2021).
Partai Demokrat, kata Andi, adalah partai yang selalu membutuhkan lokomotif alias seorang figur yang mampu menarik masyarakat luas untuk memberikan dukungan.
Andi mencontohkan, perolehan suara SBY selalu lebih tinggi dari Partai Demokrat.
Pada Pemilu 2009, SBY memperoleh 61 persen suara.
Sementara Demokrat cuma 21 persen.
"Jadi Pak SBY yang mengangkat Partai Demokrat, namanya efek ekor jas. Nah sekarang kita butuh lokomotif baru," kata Andi.
Andi mengungkapkan, partainya sudah berpikir tentang pentingnya proses regenerasi kepemimpinan nasional jelang kontestasi 2024.
"Maka Partai Demokrat juga harus siap-siap melakukan regenerasi secara nasional. Kita bersyukur kita punya figur anak muda," kata Andi.
Andi kemudian mengungkit usia AHY yang saat ini 42 tahun, usia yang sama dengan John F. Kennedy saat menjadi Presiden Amerika Serikat (AS).
Menurutnya ada banyak pemimpin yang berusia muda dan mampu membawa kapal besar yang disebut negara untuk maju.
"(Usia AHY) 42 tahun, seumur Kennedy dulu. Perdana menteri Finlandia dan lain-lain, banyak yang memimpin di usia muda. Kalau ini jadi isu, itu hanya pikiran-pikiran lama tentang senioritas," ujar Andi.
Lebih lanjut, Andi juga mengatakan bahwa hanya AHY kader Demokrat yang siap bersaing pada kontestasi 2024.
Alasannya polling dan elektabilitas AHY berdasarkan sejumlah survei selalu berada di peringkat 3 - 5, tidak seperti KSP Moeldoko.
"Untuk siap-siap bersaing tahun 2024. Di antara kader Demokrat yang bersaing, ya AHY. Survei dia selalu berada di posisi 3,4,5 besar. Dibandingkan Pak Moeldoko nol koma, tidak bisa jadi lokomotif Partai Demokrat," pungkas Andi. [Democrazy/trbn]