Belakangan nama sosok yang disebut ustaz itu cukup ramai diperbincangkan publik terkait ceramah-ceramah kontroversialnya, terlebih soal orang Islam yang baik katanya menjadi teroris.
Dalam video yang beredar di media sosial, Hasyim Yahya juga ternyata pernah menyinggung soal semboyan Bhineka Tunggal Ika di Indonesia dan masalah SARA.
Menurutnya, Indonesia memang memiliki simbol tersebut (Bhinneka Tunggal Ika), tetapi bukan berarti bahwa seorang Muslim harus melanggar aturan agamanya.
Orang yang disebut ustaz dan pendakwah itu juga mencontohkan bahwasanya kegiatan ‘mengheningkan cipta’ dalam upacara bukanlah cara-cara Islam, melainkan cara orang kafir.
“Kita ini harus Bhineka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal Ika, silakan kamu yang mau Bhineka Tunggal Ika," ujarnya.
"Itu tidak berarti bahwa seseorang Muslim yang hidup di negara ini harus melanggar aturan agamanya,” sambungnya.
“Ketika upacara apa, upacara apa, ketika sampe waktu untuk berdoa, kita disuruh mengheningkan cipta. Mengheningkan cipta ini bukan cara Islam. Ini cara orang kafir, cara orang Hindu, cara orang Nasrani,” papar Hasyim Yahya.
Selain itu, yang lebih meresahkan lagi, ia juga mengatakan bahwasanya istilah ‘Suku, Ras, dan Agama’ atau SARA sengaja dibuat oleh pihak-pihak tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Misalnya, dengan tujuan untuk menghalangi wartawan memberitakan kezaliman pada umat Muslim.
Oleh karenanya, ia secara terang-terangan menyebut bahwa istilah "SARA" merupakan senjata kaum Nasrani, Hindu, Yahudi, dan kaum lainnya tatkala melakukan kezaliman pada umat Muslim.
“Yang SARA, apalagi SARA. Istilah SARA itu adalah senjata kaum Nasrani, kaum Hindu, Yahudi, dan lain-lainnya," tuding Hasyim Yahya.
"Ketika dia bertindak menzalimi kita, lalu dikatakan pada wartawan ‘ini jangan dimuat, ini adalah masalah SARA,” pungkasnya. [Democrazy/trk]