PERISTIWA POLITIK

Cerita Peserta KLB Demokrat: Tidak Ada Registrasi, Jaket Cuma Dibagi-bagi

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Cerita Peserta KLB Demokrat: Tidak Ada Registrasi, Jaket Cuma Dibagi-bagi

Cerita-Peserta-KLB-Demokrat-Tidak-Ada-Registrasi-Jaket-Cuma-Dibagi-bagi

DEMOCRAZY.ID - Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Rahman Dontili menceritakan proses Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret lalu.

Dia mengatakan ada begitu banyak kejanggalan dalam KLB yang menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum itu. 


Dirinya pun diberikan uang Rp100 juta lantaran sudah datang ke lokasi KLB.


Saat KBL ingin dimulai, Rahman mengatakan setiap orang yang masuk ke ruangan KLB bisa masuk tanpa proses registrasi. 


Padahal, seharusnya KLB hanya boleh dihadiri pemilik suara, yakni Ketua DPC dan Ketua DPD.


"Jadi tidak ada registrasi anggota yang punya hak pilih dan hak suara yang sah itu tidak ada," kata Rahman dalam sebuah video yang diputar di konferensi pers yang digelar di gedung Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai demokrat, Jumat (12/3).


Hal janggal lainnya, kata Rahman, panitia telah menyediakan jaket untuk para peserta yang hadir. 


Jika memang peserta merupakan kader dan pimpinan di tingkat daerah, seharusnya memiliki dan membawa jaket masing-masing.


"Semua disiapkan panitia, siapa yang masuk ke dalam dapat jaket," ungkap Rahman.


Kongres lalu dibuka. Dipimpin oleh Jhoni Allen Marbun yang sebelumnya sudah dipecat oleh DPP Partai Demokrat.


Menurut Rahman, peserta yang hadir bukan pemilik suara sah dalam kongres. 


Ia hanya mengenali beberapa ketua DPC. Selebihnya bukan orang yang dia kenal.


"Yang saya kenal cuma ada berapa orang yang memang ketua DPC," kata Rahman.


Dia mengaku heran saat berada di lokasi karena sebelumnya diberitahu bahwa akan ada 400-an ketua DPC dari berbagai daerah datang ke lokasi KLB. Nyatanya, nihil.


"Kejadian Kongres Luar Biasa itu bukan pemilik suara sah yang hadir. Itu cuma perwakilan-perwakilan aja, mungkin dari seluruh daerah," kata Rahman.


Rahman sendiri mengaku diberikan uang Rp100 juta oleh pihak panitia KLB. 


Dia menerimanya. Namun, Rahman mengaku tak bisa diam saja.


Dia ingin membeberkan kejanggalan-kejanggalan yang terjadi saat KLB digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara.


"Saya terima Rp100 juta tapi tidak bisa diam," ujarnya.


Terpisah, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa Rahman saat ini masih berstatus sebagai kader meski sempat datang ke KLB.


Rahman tidak dipecat, melainkan hanya dicopot dari jabatan pengurus DPC Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.


"Setahu saya dia masih kader, cuma mantan pengurus saja, tapi masih kader," kata Herzaky saat ditemui di gedung DPP Partai Demokrat. [Democrazy/cnn]

Penulis blog