Fadjroel membantah kekhawatiran Kwik. Menurutnya, pemerintah tidak serta-merta memidanakan orang-orang yang menyampaikan kritik.
"Pemerintah selalu terbuka dengan semua kritik terhadap setiap kebijakan untuk kepentingan rakyat," kata Fadjroel lewat pesan singkat, Selasa (9/2).
Dia berkata publik juga harus belajar bagaimana menyampaikan kritik. Fadjroel bilang publik patut mencontoh cara pers menyampaikan kritik kepada pemerintah.
Mantan aktivis '98 itu menyebut pers selalu menyandarkan kritik pada kebenaran, akurasi, dan verifikasi.
Ia menyebut hal itu jadi pembeda kritik dengan fitnah.
"Sehingga bisa membedakan kritik dengan hoaks, fitnah, pencemaran nama baik yang berpotensi terkena pidana sesuai UU ITE," ucapnya.
Fadjroel juga membahas soal serangan buzzer. Dia menyarankan Kwik untuk mengabaikan serangan buzzer di media sosial.
"Saya juga diserang buzzer dalam 24 jam. Saya gunakan fitur block saja, ada di Twitter," ujar Fadjroel.
Sebelumnya, ekonom sekaligus kader PDIP Kwik Kian Gie menyatakan takut mengkritik pemerintah. Dia menyebut ada buzzer yang akan menyerang orang kritis.
Kwik bahkan membandingkan kondisi saat ini dengan era Orde Baru. Ia berkata masih bisa mengkritik lewat kolom di media massa saat itu.
"Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yang berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil," tulis Kwik di akun Twitter @kiangiekwik. [Democrazy/cn]