Sebelumnya, banyak kalangan di Indonesia membandingkan jumlah efikasi vaksin Covid-19 di Indonesia dan juga Brasil yang dinilai jauh berbeda.
Imbasnya, membuat khawatir masyarat untuk melakukan vaksinasi.
Apalagi salah satu anggota DPR RI, Ribka Tjiptaning menganggap sinovac sebagai barang rongsokan.
Namun Vaksin Sinovac dengan efikasi 63,3 persen diyakini tetap aman untuk melindungi masyarakat dari paparan Covid-19.
Efikasi atau tingkat keampuhan tersebut sudah melebihi standar World Health Organization (WHO) sebesar 50 persen.
Kepala BPOM Penny Lukito menjelaskan, efikasi di Brasil berubah-ubah karena efikasi tidak dapat dibandingkan dengan platform yang berbeda.
Kata Penny, walaupun platformnya sama dengan uji klinis di lokasi berbeda pun tidak dapat dibandingkan.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya parameter yang menentukan.
“Pertama dari relawan sudah berbeda, jumlahnya berbeda, kemudian tingkat risiko dari relawan berbeda,” katanya.
“Di Brasil 100 persen relawan yang digunakan adalah tenaga kesehatan, dan di Turki 20 persen adalah tenaga kesehatan dan 80 persen pekerja berisiko. Di Indonesia umum, dan ini justru lebih merepresentasikan masyarakat secara umum,” ujar Penny, Minggu (17/1).
Sebelumnya, Jurubicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa vaksin adalah upaya negara dalam melindungi masyarakat dari ancaman pandemi Covid-19 dan demi tercapainya kekebalan komunitas atau herd immunity.
“Kami telah menerima rekomendasi dari WHO (World Health Organization), bahwa nilai efikasi di atas 50 persen dapat diterima,” tutup Wiku.
Berita sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR RI, Ribka Tjiptaning, menyebut vaksin Sinovac yang diimpor Pemerintahan Jokowi untuk virus Corona di Indonesia adalah barang rongsokan.
Dia juga dengan tegas menolak divaksin Covid-19.
“Saya sudah bilang, negara tidak boleh berbisnis dengan rakyatnya. Kebetulan saya punya banyak teman di China, sebetulnya Sinovac ini, istilahnya barang rongsokanlah di sana. China sendiri sudah jarang pakai Sinovac sebenarnya,” ujar Ribka saat rapat kerja Komisi IX DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Alih-alih mengimpor barang dari China, dia jutru berharap Indonesia lebih mengutamakan vaksin dalam negeri yang sedang dibuat, yakni Vaksin Merah Putih.
“Kenapa Merah Putih tidak kita seriuskan lagi?” jelasnya. [Democrazy/pjst]