Orangtua gadis muslim itu menolak menyekolahkan anaknya dengan memakai rok pendek karena bertentangan dengan keyakinan agamanya.
Gadis mulism bernama Siham Hamud telah mengenakan rok sepanjang pergelangan kaki ke sekolah selama bertahun-tahun.
Namun dia terkejut ketika para guru mengatakan pakaian tersebut adalah seragam sekolah yang salah.
Siham merasa diintimidasi oleh sekolah karena keyakinan agamanya. Sang ayah, Idris Hamud, 55, mengatakan Siham diminta pulang ke rumah untuk berganti pakaian setiap hari di bulan Desember tahun lalu.
Dia diminta kembali ke sekolah dengan mengenakan seragam yang benar. Namun Siham menolak.
Sekolah Menengah Uxbridge mengatakan anak perempuan harus mengenakan celana panjang hitam atau rok lipit hitam dari pemasok seragam resmi mereka.
Idris, mengklaim kedua pilihan seragam itu bertentangan dengan kepercayaan agama mereka, karena rok lipit hitam itu berukuran di atas lutut.
Sekolah di Hillingdon, Middlesex, ini pun mengancam akan mengambil langkah-langkah hukum untuk membawa Idris dan istrinya Salma Yusuf, 44, ke pengadilan atas dugaan ketidakhadiran Siham yang tidak sah.
Sekolah mengirim surat kepada orangtuanya yang mengancam akan melakukan tindakan hukum terhadap mereka karena putri mereka dituduh melanggar peraturan pada 9 Desember.
“Ketidakhadiran Siham dicatat sebagai tidak sah. Ketidakhadiran yang tidak sah dapat mengakibatkan denda, atau tindakan hukum diambil terhadap orang dewasa yang memiliki tanggung jawab sebagai orang tua atau pengasuhan anak Anda sehari-hari,” tulis surat dari sekolah, dikutip Daily Mail.
“Tindakan hukum bisa dalam bentuk pemberitahuan hukuman atau panggilan ke pengadilan hakim,” terang surat sekolah.
“Saya harus meminta Anda mendukung sekolah dan putri Anda dengan memastikan bahwa dia bersekolah dengan seragam sekolah lengkap dengan segera,” lanjut surat sekolah itu.
Keluarga Siham mengatakan mereka baru-baru ini diberitahu aturan seragam sekolah baru tentang rok yang diperkenalkan dua tahun lalu. Rok ini harus bermerek sekolah dan lebih pendek.
Namun keluarga itu mengklaim mereka tidak tahu aturan itu dan Siham terus mengenakan roknya yang lebih panjang dan tidak menyadari jika itu melanggar aturan sekolah.
Sampai pada tanggal 1 Desember, Siham diminta pulang untuk berganti rok, namun tidak pernah kembali ke sekolah. Hal itu terus terjadi setiap hari selama tiga minggu di Desember tahun lalu.
Kondisi ini terjadi meskipun kakak perempuannya, Sumayyah, 19, dan Ilham, 17, sama-sama mengenakan rok panjang ke sekolah tanpa masalah.
Sang ayah Idris mengatakan putrinya ditolak mendapatkan pendidikan karena keyakinan agamanya.
“Yang ingin Siham lakukan hanyalah mengenakan rok yang beberapa sentimeter lebih panjang dari teman sekelasnya - dan aku tidak tahu mengapa sekolah bermasalah dengan ini,” terangnya.
“Dia dikirim pulang untuk berganti menjadi rok yang lebih pendek kemudian kembali ke sekolah nanti hari itu - tetapi dia tidak akan mengubah keyakinannya dalam satu jam,” jelasnya.
“Sekolah mengancam untuk mengambil tindakan hukum terhadap saya, tetapi saya tidak memaksanya untuk mengenakan rok yang lebih panjang - itu adalah keyakinannya dan keputusan yang harus diambil Siham,” ungkapnya.
“Dia dulu suka sekolah, tapi sekarang dia pergi ke sekolah menangis karena hal itu. Ini sangat memilukan,” ujarnya.
Sementara itu, Siham sangat sedih dengan kondisi ini.
“Rasanya seperti penindasan karena apa yang saya yakini,” terang Siham.
“Saya pikir mereka seharusnya membiarkan saya mengenakan seragam sekolah saya ke sekolah,” ujarnya.
“Saya suka sekolah biasanya, dan bahasa Inggris, drama, dan RE adalah pelajaran favorit saya tetapi saya tidak bisa hadir,” tambahnya.
“Saya merasa itu menjengkelkan karena saya telah melewatkan satu bulan sekolah, jadi saya harus banyak mengejar ketinggalan. Saya berharap saya bisa pergi ke sekolah seperti biasa,” ungkapnya.
“Itu membuatku merasa tersisih, karena aku juga tidak bisa melihat teman-temanku. Mereka tidak menerima saya karena agama saya dan itu salah,” urainya.
“Saya merasa bingung dan kesal karena saya tidak bisa memakai apa yang saya inginkan untuk agama saya. Saya berharap mereka akan mengubah aturan mereka sehingga gadis-gadis seperti saya bisa mengenakan rok panjang ke sekolah,” lanjutnya. [Democrazy/okz]