POLITIK

Strategi Gus Dur Menekan Kemiskinan Lebih Hebat dari Jokowi

DEMOCRAZY.ID
Januari 16, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Strategi Gus Dur Menekan Kemiskinan Lebih Hebat dari Jokowi

Strategi-Gus-Dur-Menekan-Kemiskinan-Lebih-Hebat-dari-Jokowi
DEMOCRAZY.ID - Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi di Era Gus Dur menegaskan dulu angka kemiskinan bisa ditekan hingga 5 juta per tahun, tapi di era Presiden Jokowi hanya bisa kurang dari satu juta per tahun.

“Satu tahun kita kurangi kemiskinan 5 juta, 2 tahun 10 juta. Jokowi dalam setahun hanya mampu mengurangi kemiskinan kurang dari satu juta. Gini ratio paling juga rendah dalam sejarah.,” ujar kata Rizal Ramli di kanal YouTube Bravos Radio Indonesia, Kamis (14/1).


Hal ini bisa terjadi karena Presiden Gus Dur memilih menekan kemiskinan dengan memompa daya beli masyarakat menengah ke bawah.


“Kenapa sih kok bisa beda gitu? karena strateginya berbeda. Kami konsisten memompa daya beli menengah ke bawah selama krisis,” katanya.


Gus Dur juga konsisten menaikkkan gaji PNS, ABRI, pensiunan hingga 125 persen. 


Hal ini pula yang kini ditempuh oleh India dan Turki di tengah pandemi karenanya ekonomi mereka bakal cepat pulih bahkan tercepat di Asia.


“Gur Dur konsisten menaikkan gaji pegawai negeri (PNS), ABRI, pensiunan hingga 125 persen, restrukturisasi kredit kecil dan  sebagainya. Ini sekarang di India dilakukan. Saya dengar di Turki  tahun ini juga akan rebound lagi sama school of thinking-nya.  Pompa daya beli rakyat.” katanya


Rizal Ramli memberikan solusi kepada pemerintah agar ekonomi bangkit di masa pandemi Covid-19. 


Solusi ini telah terbukti dilakukan di era Presiden Gus Dur. Kini India dan Turki menirunya.


“Saya baru baca di India tahun ini akan rebound paling cepat dari seluruh negara di Asia. Salah satunya karena pemerintahnya memompa daya beli masyarakat menengah ke bawah, persis yang kami lakukan waktu saya Menko di zaman Gus Dur,” ujarnya.


Rizal Ramli masuk membenahi kondisi perekonomian yang kala itu minus 3, tapi dalam waktu yang singkat berhasil diubah menjadi positif.


“Saya masuk ekonomi minus 3, hanya dalam waktu 21 bulan kita  mampu naikkan menjadi positif 4,5 atau naik 7,5 persen. Ekspor  kita naikkan 2 kali lipat,” ujarnya. [Democrazy/idns]

Penulis blog