Sebab itulah, KAHMI sangat tepat untuk berada di garis rakyat untuk senantiasa mengelola akal sehat bangsa ini.
Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Rocky Gerung saat menjadi pembicara dalam Rakornas KAHMI III bertajuk "Konsolidasi Keumatan Mewujudkan Nasionalisme Indonesia Yang Adil dan Beradab", Jumat (15/1).
"Saya senang karena ada keterbukaan untuk mengucapkan, bahkan paling buruk dari bangsa ini.
Dan itulah pentingnya KAMHI karena KAHMI mengolah akal bangsa ini," ujar Rocky Gerung.
"Saya sangat paham kita susah untuk merumuskan demokrasi kalau kita abaikan, yaitu mengurus rakyat, bukan memerintah," imbuhnya.
Pernyataan filsuf asal UI ini sependapat dengan anggota KAHMI yang juga alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif yang menyebut demokrasi secara esensi bukan memerintah.
"Itu betul Pak Ali Munhanif menerangkan terjemahan. Kalau memerintah itu ada hierarki, karena demokrasi itu pemimpin yang diangkat dari mereka yang sama. Pemerintah sebaiknya diundi saja karena prinsip etikanya kita semua sama. Enggak usah pakai uang segala macam, etika itu yang kita tanamkan," demikian Rocky Gerung.
Turut hadir sejumlah tokoh KAHMI antara lain anggota KAHMI yang juga peneliti senior, Prof Siti Zuhro; anggota KAHMI, Prof Chusnul Mariah; Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo; dan ratusan alumni HMI. [Democrazy/rmol]