Demikian pendapat Direktur Eksekutif Romeo Strategic Research & Consulting (RSRC) A. Khoirul Umam sata berbincang, Sabtu (16/1).
Menurut dosen Universitas Paramadina ini, proses dipilihnya Komjen Sigit tidak sevulgar Hadi Tjahjanto saat dicalonkan sebagai Panglima TNI.
Mengingat seluruh masyarakat mengetahui bahwa Sigit merupakan perwira tinggi yang tidak hanya dekat dengan geng Solo.
"Pilihan ke Sigit seolah kembali meneguhkan klan Solo sebagaimana penunjukkan Panglima TNI Hadi. Tapi di level Sigit, gak sevulgar Hadi, karena dia punya prestasi," demikian pendapat Umam, Sabtu (16/1).
Terkait dengan agama Katolik yang dianut Sigit, Umam melihat ormas besar seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah tidak mempersoalkan.
Umam menganalisa, dalam perspektif politis pengajuan calon Kapolri baru, menguatkan dugaan bahwa tipilkal Jokowi dalam mengamankan kekuasaanya selalu memilih orang-orang yang bisa dikendalikan.
"Tipikal Jokowi untuk mengamankan struktur kekuasaan dengan orang-orang yang dianggapnya bisa dipegang, sehingga efektif untuk menghadapi perlawanan pihak-pihak yang kontra-pemerintahan," kata Umam.
Listyo Sigit telah mengenal Joko Widodo sejak menjadi Walikota Solo. Kala itu Sigit merupakan Kapolres Solo.
Fakta kedekatan juga nampak terlihat saat Mantan Gubernur DKI itu dilantik menjadi presiden, Jokowi mendaulat Sigit sebgai ajudannya selama 2 tahun. [Democrazy/rmol]