DEMOCRAZY.ID - Proses pengumpulan data dan informai hingga terbentuk menjadi sebuah berita yang mendalam sulit didapat, khususnya untuk isu penyiksaan, terorisme hingga Hak Asasi Manusia (HAM). Wakil Ketua Dewan Pers, Hendry Chairudin Bangun menyampaikan hal tersebut, karena melihat minimnya pemberitaan mengenai tiga isu itu diangkat dan didalami oleh banyak media massa sekarang ini. "Harus diakui, pers jarang sekali memberitakan penyiksaan, karena kurangnya informasi, kurangnya dukungan data, sehingga bisa-bisa nanti kalau diberitakan melanggar kode etik," ujar Hendry dalam diskusi virtual Dewan Pers bertajuk, 'Dukugan Pers Terhadap Pencegahan Penyiksaan', Selasa (26/1). Sebagai contoh, Hendry menyebutkan satu isu penyiksaan yang pernah diekspos media, namun karena minimnya data justru menimbulkan pelanggaran kode etik. "Katakanlah dulu yang terjadi di Jakarta Selatan, ada orang yang katanya tangannya di paku, diberitakan, malah menjadi persoalan. Karena data y
DEMOCRAZY.ID - Proses pengumpulan data dan informai hingga terbentuk menjadi sebuah berita yang mendalam sulit didapat, khususnya untuk isu penyiksaan, terorisme hingga Hak Asasi Manusia (HAM). Wakil Ketua Dewan Pers, Hendry Chairudin Bangun menyampaikan hal tersebut, karena melihat minimnya pemberitaan mengenai tiga isu itu diangkat dan didalami oleh banyak media massa sekarang ini. "Harus diakui, pers jarang sekali memberitakan penyiksaan, karena kurangnya informasi, kurangnya dukungan data, sehingga bisa-bisa nanti kalau diberitakan melanggar kode etik," ujar Hendry dalam diskusi virtual Dewan Pers bertajuk, 'Dukugan Pers Terhadap Pencegahan Penyiksaan', Selasa (26/1). Sebagai contoh, Hendry menyebutkan satu isu penyiksaan yang pernah diekspos media, namun karena minimnya data justru menimbulkan pelanggaran kode etik. "Katakanlah dulu yang terjadi di Jakarta Selatan, ada orang yang katanya tangannya di paku, diberitakan, malah menjadi persoalan. Karena data y