DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo menyebut tingginya curah hujan menjadi penyebab banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada pertengahan bulan ini. Sebanyak 10 kabupaten/ kota turut terdampak banjir besar ini. Namun, sejumlah pegiat lingkungan menuturkan penyebab banjir di Kalsel ini tidak hanya karena tingginya curah hujan, ada beberapa faktor penyerta lainnya seperti deforestasi hutan untuk lahan sawit dan pertambangan. Arie Rompas, Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, mengatakan bencana banjir di Kalsel terkait erat dengan beberapa faktor di mana dampak perubahan iklim turut berkontribusi atas peristiwa ini. "Banjir di Kalsel dalam konteks ini memang tidak tunggal, pernyataan Jokowi hanya menyalahkan curah hujan tidak bisa diterima," ungkapnya dalam diskusi publik secara daring, Jumat (29/01/2021). Dia menyebut, industri sawit dan tambang adalah komoditas yang diberikan izin dan menghancurkan hutan di Kalimantan. Kalimantan, imbuhnya, memiliki cadangan batu...
DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo menyebut tingginya curah hujan menjadi penyebab banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada pertengahan bulan ini. Sebanyak 10 kabupaten/ kota turut terdampak banjir besar ini. Namun, sejumlah pegiat lingkungan menuturkan penyebab banjir di Kalsel ini tidak hanya karena tingginya curah hujan, ada beberapa faktor penyerta lainnya seperti deforestasi hutan untuk lahan sawit dan pertambangan. Arie Rompas, Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, mengatakan bencana banjir di Kalsel terkait erat dengan beberapa faktor di mana dampak perubahan iklim turut berkontribusi atas peristiwa ini. "Banjir di Kalsel dalam konteks ini memang tidak tunggal, pernyataan Jokowi hanya menyalahkan curah hujan tidak bisa diterima," ungkapnya dalam diskusi publik secara daring, Jumat (29/01/2021). Dia menyebut, industri sawit dan tambang adalah komoditas yang diberikan izin dan menghancurkan hutan di Kalimantan. Kalimantan, imbuhnya, memiliki cadangan batu...