Dua kecamatannya yakni Kurau dan Bumi Makmur bak hilang ditenggelamkan banjir setinggi 2 meter karena hujan dan pasang air laut (rob) itu.
"Dua kecamatan ini paling membahayakan keselamatan warga sehingga kami lakukan evakuasi besar-besaran dalam tiga hari terakhir," kata Bupati Tanah Laut Sukamta di Pelaihari, Sabtu malam 16 Januari 2021.
Warga diungsikan ke beberapa desa di Kecamatan Tambang Ulang yang sudah didirikan posko pengungsian dan dapur umum.
Sebagian juga di tempatkan di Kecamatan Pelaihari.
Diakui pria 57 tahun kelahiran Kulon Progo, Jawa Timur, itu, banjir awal tahun ini merupakan terbesar selama 34 tahun dia tinggal di kabupaten berjuluk Bumi Tuntung Pandang itu.
Hingga Sabtu malam itu, hanya tiga dari 11 kecamatan yang relatif aman dari banjir di Tanah Laut--itupun tercatat terjadi kenaikan debit air juga di ketiga wilayah kecamatan tersebut.
Sementara delapan kecamatan lainnya semua terdampak banjir dengan ketinggian air bervariasi.
Total, Sukamta menjelaskan, ada sekitar 4.000 rumah terdampak dengan 13.000 jiwa diungsikan.
"Sebagian masih ada yang bertahan di rumahnya namun tetap kami imbau agar mau dievakuasi jika kondisinya tidak memungkinkan lagi," katanya.
Tak hanya permukiman, banjir kali ini juga memutus dua jembatan vital yang jadi akses warga setempat.
Dua jembatan itu di jalan nasional penghubung Kelurahan Angsau dan Kelurahan Pabahanan menuju Kota Pelaihari, ibukota kabupaten, serta jembatan penghubung Kecamatan Kurau dan Takisung.
Putusnya jembatan di Takisung ini membuat dua desa terisolir sehingga tim SAR gabungan berupaya segera menyelamatkan warga untuk dievakuasi.
Sukamta menyatakan perlu langkah serius dari pemerintah daerah dibantu semua elemen baik TNI-Polri, Basarnas dan unsur lainnya termasuk relawan yang bahu membahu dalam penanggulangan banjir saat ini.
"Fokus kami ada tiga, yakni rakyat harus selamat, rakyat tidak boleh kelaparan dan rakyat harus sehat," katanya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Banjir di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan menyebabkan seluruhnya 112.709 warga mengungsi. Sedangkan 27.111 rumah terendam dan korban meninggal sebanyak lima orang.
Selain di Kabupaten Tanah Laut, korban banjir tersebar di Kabupaten Banjar (51.362 jiwa mengungsi dan 14.791 rumah terendam), di Kabupaten Tapin (1.777 jiwa mengungsi, serta 112 rumah terendam), di Kota Banjar Baru (622 jiwa mengungsi, serta 296 rumah terendam), di Kabupaten Tabalong (180 jiwa mengungsi, serta 92 rumah terendam), di Kabupaten Balangan (11.816 jiwa mengungsi, serta 3.571 rumah terendam), sedangkan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (5 orang meningal, 11.200 warga mengungsi) dan di Kota Tanah Laut menyebabkan 27.024 jiwa mengungsi serta 8.249 rumah terendam. [Democrazy/tmp]