"Hanura ada tanggapannya memang mereka pasti marah sama saya. Kenapa pak Nababan sampai melakukan itu," kata dia kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (25/1).
Namun demikian, kata dia, partai kini memaklumi perbuatannya itu usai dijelaskan oleh dirinya terkait maksud dan tujuannya mengunggah konten tersebut.
Menurut dia, kini partai tidak mempermasalahkan postingan yang dibuatnya itu dan telah memicu beragam polemik dan kecaman dari berbagai pihak.
"Jadi saya ceritakan, ternyata mereka (Hanura) mengerti lah. Pak Nababan tidak salah," ucapnya lagi.
Selain berproses hukum, kata dia, dirinya siap untuk menempuh jalan damai dengan Natalius Pigai.
Menurutnya, sudah ada beberapa pihak yang mencoba untuk memfasilitasi proses damai itu.
"Saya bilang, oke lah kita damai. Tidak masalah. Saya siap, karena tujuan saya tidak ada masalah dengan Pigai," tambah dia.
Nababan sendiri telah mengakui bahwa postingan itu memang dibuat oleh dirinya. Ambroncius mengatakan bahwa unggahannya itu dilatarbelakangi pernyataan Natalius yang menolak vaksin Covid-19 Sinovac dan lebih memilih membeli vaksin dari luar negeri.
Dengan kondisi emosional, ia kemudian mencari sesuatu yang bisa diunggah terkait Natalius.
"Saya cari ini apa yang kira-kira bisa di-posting untuk mengkritik beliau secara satire. Jadi saya lihat pas ada foto beliau dengan seekor gorila," kata Ambronsius.
Ia mengklaim foto Natalius yang disandingkan dengan Gorilla itu sudah banyak beredar dan bukan buatannya.
Ia mengaku hanya membuat kata-kata untuk unggahan itu. Unggahan itu, kata dia, juga ditujukan untuk pribadi Natalius dan bukan untuk masyarakat Papua.
Natalius Pigai sebelumnya mengumumkan telah mendapat perlakuan dugaan rasial.
Pigai mengunggah foto tangkapan layar berisi muatan rasial di akun Facebook Ambroncius Nababan.
Di dalamnya foto tersebut Natalius disandingkan dengan foto gorila disertai komentar terkait vaksinasi.
Unggahan tersebut pun kini tengah diselidiki oleh Bareskrim Polri. Pada Senin (25/1) hari ini, Nababan mendatangi Gedung Bareskrim untuk menjalani pemeriksaan perdananya sebagai saksi terkait laporan polisi terhadap dirinya. [Democrazy/cnn]