DEMOCRAZY.ID - Kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan kolonial Belanda, diraih melalui pertolongan Allah, dengan kumandang Kalimat Takbir “Allahu Akbar”. Bukan dengan kalimat sekularisme, komunisme, liberalisme, maupun demokrasi. Maka sebagai bentuk rasa syukur bangsa Indonesia kepada Allah, diabadikan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga yang berbunyi: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Namun, di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, ada upaya mengaburkan fakta sejarah ini. Berbagai keonaran yang terjadi belakangan ini, akibat tindakan diskriminasi politik pemerintah membuktikan hal ini. Munculnya Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang diusulkan oleh DPR RI, dan adanya klaim bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama, yang diucapkan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi
DEMOCRAZY.ID - Kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan kolonial Belanda, diraih melalui pertolongan Allah, dengan kumandang Kalimat Takbir “Allahu Akbar”. Bukan dengan kalimat sekularisme, komunisme, liberalisme, maupun demokrasi. Maka sebagai bentuk rasa syukur bangsa Indonesia kepada Allah, diabadikan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga yang berbunyi: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Namun, di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, ada upaya mengaburkan fakta sejarah ini. Berbagai keonaran yang terjadi belakangan ini, akibat tindakan diskriminasi politik pemerintah membuktikan hal ini. Munculnya Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang diusulkan oleh DPR RI, dan adanya klaim bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama, yang diucapkan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi