PERISTIWA

Miliki Peralatan Canggih untuk Terus Intai HRS, Tapi Polisi Tak Mampu Tangkap Kelompok Teroris MIT

DEMOCRAZY.ID
Desember 07, 2020
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
Miliki Peralatan Canggih untuk Terus Intai HRS, Tapi Polisi Tak Mampu Tangkap Kelompok Teroris MIT

Miliki Peralatan Canggih untuk Terus Intai HRS, Tapi Polisi Tak Mampu Tangkap Kelompok Teroris MIT
DEMOCRAZY.ID - Sejak dibentuk pada Juli 2016 silam Satgas Operasi Tinombala masih belum berhasil melumpuhkan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), bahkan sampai diperpanjang beberapa kali. 

Pada 2020 ini, harusnya masa tugas satgas berakhir pada 31 Desember 2020. Tapi kemungkinan tugas mereka bakal diperpanjang lagi. 


"Tidak mendahului pimpinan polri maksud kami. Karena memang satgas nanti berakhir 31 Desember 2020 dari apa yang kami sampaikan tadi bincang-bincang dengan Asop kapolri kemungkinan besar akan kita perpanjang," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (7/12).


Salah satu alasan Satgas Operasi Tinombala ini diperpanjang untuk kesekian kalinya, karena masih ada beberapa anggota MIT, termasuk Ali Kalora belum bisa diamankan. 


Menurut Awi, ada 11 orang anggota MIT yang masih buron atau dalam pengejaran tim gabungan, termasuk Satgas Tinombala. 


Terakhir, Satgas Tinombala sebelumnya melakukan penindakan tegas kepada dua anggota MIT Wawan alias Aan alias Bojes dan Aziz Arifin alias Aziz, pada Selasa (17/11) lalu.


Adapun 11 anggota MIT yang tengah dikejar adalah, Ali Ahmad alias Ali Kalora, Qatar alias Farel alias AnaS, Askar alias Haid alias Pak Guru dan Abu Alim alias Ambon. 


Kemudian Nae alias Galuh alias Mukhlas, Khairul alias Irul alias Aslan, Jaka Ramadhan alias Krima alias Rama, Akun alias Adam alias Musab alias Alvin Ashori, Rulli,  Suhardin alias Hasan Pranata, terakhir Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang


"Karena memang DPO nya belum ketangkep masih ada DPO Kemarin kita sampaikan DPO 11 orang, tapi tetap nanti kita tunggu keputusannya dari pimpinan," terang Awi.


Awi mengatakan, hingga saat ini, tim masih melakukan pengejaran terhadap kelompok teroris yang sempat dikomandani oleh Santoso. 


Hanya saja, Awi mengakui masih ada kesulitan terkait medan yang menjadi tempat persembunyian kelompok teroris MIT. 


Karena memang kondisi medannya adalah blank spot area yang terdiri dari pegunungan dan hutan belantara. Selain itu anggota MIT sudah sangat menguasai medan persembunyiannya.


"Memang permasalahan yang seperti kemarin saya sampaikan bahwa rentang wilayahnya memang mereka selama ini dari Poso, kemudian Parimo Parigi Moutong, kemudian Sigi di pegunungan di atas 2.500 MDPL. Jadi sama sama harus bersabar karena tim masih melakukan pengejaran," kata Awi. [Democrazy/rep]

Penulis blog