Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, belum digantinya Komjen Haru Winarko karena disebabkan adanya tarik menarik internal elit Polri maupun di lingkaran kekuasaan, yang berkaitan dengan bursa pencalonan kapolri.
"Ada elit yang mendorong agar jenderal bintang dua yang dipromosikan menjadi Kepala BNN agar yang bersangkutan bisa masuk dalam bursa calon Kapolri," kata Neta dalam keterangan yang diterima, Senin (7/12).
Namun, kata Neta, ada juga pihak yang hendak mengunci posisi Kepala BNN dengan mendorong jenderal bintang dua tidak populer dengan tujuan calon Kapolri hanya diisi oleh jenderal bintang tiga alias Komjen yang selama ini disebut sebagai calon kuat.
Neta yang hampir 30 tahun lebih menjadi wartawan yang meliput seputar isu di Kepolisian melihat, ditunjuknya Irjen Fadil Imran sebagai Kapolda Metro Jaya salah satu faktor yang diduga kuat internal elit Polri mempersiapkan mantan Kapolda Jatim itu sebagai calon Kapolri.
Adapun Fadil menggantikan Irjen Nana Sudjana yang dicopot sebagai sanksi karena tidak menjalankan perintah dalam menegakan protokol kesehatan dengan membiarkan kerumunan massa acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan akad nikah putri keempat Habib Rizieq Shihab, di Petamburan, Jakarta Pusat, menjadi salah satu faktornya.
"Situasi Kamtibmas maupun ancaman Kamtibmas di ibukota Jakarta pun menjadi perhatian khusus banyak pihak, termasuk istana. Tak pelak, setelah menjadi Kapolda Metro Jaya, selain menjaga kamtibmas Ibu Kota tugas utama Irjen Fadil Imran adalah menuntaskan kasus-kasus yang diduga melibatkan Habib Rizieq," tandas Neta.
IPW, tambah Neta, berkeyakinan dengan pengalaman Irjen Fadil selama ini dan kapabilitas yang mumpuni, jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1991 itu mampu menuntaskannya sehingga mendapat promosi menjadi Komjen bintang tiga.
Karena jabatan Kapolda Metro Jaya, harus mendapat persetujuan Presiden selain direkomendasikan oleh Kapolri.
Dari 34 Polda, hanya Metro Jaya yang berstatus tipe A-K (A+), bagi pejabatnya meskipun dua bintang dipundak, namun secara golongan ia eselon IA atau setara jenderal bintang tiga alias Komjen.
Sepanjang sejarah Polri, terdapat mantan Kapolda Metro Jaya yang diangkat sebagai Kapolri yaitu, Letnan Jenderal Widodo Budidarmo (1974-1978), Letnan Jenderal Anton Soedjarwo (1982-1986), Letnan Jenderal Banurusman Astrosemitro (1993-1996), Letjen Dibyo Widodo (1996-1998).
Saat era Reformasi, Jenderal (Purn) Timur Pradopo (2010), Jendral (Purn) Tito Karnavian (2015-2016) serta Jenderal Idham Azis (2017) juga lebih dulu dijadikan Kapolda Metro Jaya sebelum diangkat menjadi Kapolri.
"Salah satu syarat untuk masuk dalam bursa calon Kapolri, Fadil harus menjadi bintang tiga dengan pangkat Komjen. Apakah hal ini akan membuat Fadil terpilih menjadi Kepala BNN?" pungkas Neta. [Democrazy/rmol]