HUKUM KRIMINAL PERISTIWA

Jasa Marga Sebut CCTV di Lokasi Penembakan Mati, Tapi Polisi Akui Sudah Ada Bukti Rekaman CCTV, dari Mana?

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HUKUM
KRIMINAL
PERISTIWA
Jasa Marga Sebut CCTV di Lokasi Penembakan Mati, Tapi Polisi Akui Sudah Ada Bukti Rekaman CCTV, dari Mana?

Jasa Marga Sebut CCTV di Lokasi Penembakan Mati, Tapi Polisi Akui Sudah Ada Bukti Rekaman CCTV, dari Mana?
DEMOCRAZY.ID - Kepolisian Daerah Metro Jaya (Polda Metro Jaya) mengklaim memiliki bukti rekaman kamera CCTV terkait bentrokan dengan Laskar FPI pengawal Habib Rizieq Shihab, di Tol Cikampek, Senin (7/12) dini hari.

Dalam insiden tersebut, enam orang anggota Laskar FPI tersebut tewas ditembak.


"Ada (bukti rekaman CCTV) ini kan lagi kita bongkar," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Selasa (8/12).


Yusri menjelaskan kepolisian juga masih terus mengumpulkan bukti rekaman CCTV lain terkait kejadian itu. Namun, Yusri tak menjelaskan rekaman CCTV di lokasi mana saja yang akan dijadikan sebagai bukti.


"CCTV ada beberapa tapi masih dikumpulkan beberapa," ujar Yusri.


Sebelumnya, terjadi bentrokan antara anggota kepolisian dengan Laskar FPI pengawal Habib Rizieq di Tol Cikampek sekitar pukul 00.30 WIB, Senin (7/12).


Dalam bentrokan itu, aparat kepolisian melepaskan tembakan hingga menyebabkan enam anggota Laskar FPI pengawal Habib Rizieq tewas.


Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan penembakan itu dilakukan lantaran mobil polisi dipepet dan diserang lebih dahulu.


"Kendaraan petugas dipepet dan diberhentikan oleh dua kendaraan pengikut tersebut, kemudian melakukan penyerangan dengan menodongkan senjata api dan senjata tajam berupa samurai, celurit kepada anggota," ujar Fadil, Senin (7/12).


Berbeda dengan polisi, Sekretaris Umum FPI Munarman menyebut pihaknya menjadi korban fitnah terkait aksi bentrokan tersebut.


Fitnah itu terkait pernyataan polisi yang menyebut pihak FPI melakukan penyerangan terlebih dulu kepada aparat dengan senjata tajam dan senjata api.


"Kalau betul cek nomor registernya. Pasti bukan punya kami. Karena kami enggak punya akses senjata api dan enggak mungkin membeli senjata (di pasar) gelap," kata Munarman.


Sejumlah pihak pun mendesak pemerintah membentuk tim independen terkait bentrokan anggota polisi dengan Laskar FPI tersebut. 


Komnas HAM sudah membentuk tim internal untuk mengungkap peristiwa yang menyebabkan enam anggota Laskar FPI tewas. [Democrazy/jst]

Penulis blog