KRIMINAL PERISTIWA

FPI Tunjukkan Temuan Mereka untuk Mentahkan Data Kapolda Terkait Tewasnya 6 Pengawal FPI di Tangan Polisi

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
KRIMINAL
PERISTIWA
FPI Tunjukkan Temuan Mereka untuk Mentahkan Data Kapolda Terkait Tewasnya 6 Pengawal FPI di Tangan Polisi

FPI Tunjukkan Temuan Mereka untuk Mentahkan Data Kapolda Terkait Tewasnya 6 Pengawal FPI di Tangan Polisi
DEMOCRAZY.ID - Front Pembela Islam membantah pernyataan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran yang menyebutkan laskar terlebih dahulu menyerang anggota polisi di jalan tol Jakarta-Cikampek dengan menggunakan senjata api. 

Alasan itu dijadikan dasar polisi menembak enam laskar FPI yang sedang mengawal Habib Rizieq dan keluarga dan kemudian keenam laskar meninggal dunia.


Begitu mendapatkan informasi, dini hari tadi, FPI langsung mengimpun keterangan.


Berdasarkan data yang diperoleh oleh tim FPI, Sekretaris Umum FPI Munarman menilai Fadil telah menyebarkan fitnah.


Berdasarkan temuan di lapangan, kata Munarman, FPI tidak mendapati tanda-tanda telah terjadi bentrokan di jalan tol Jakarta-Cikampek kilometer 50 sebagaimana disebutkan Fadil.


Munarman menduga keenam anggota FPI dieksekusi di tempat lain.


"Kemudian, kenapa kami menyatakan kenapa laskar kami dalam keadaan hilang. Karena kami memang belum tahu keberadaannya dimana. Itu membuktikan bahwa mereka dibunuh dan dibantai. Kalau sejak awal tembak-menembak berarti dia tewasnya di tempat," kata Munarman dalam konferensi pers di markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2020).


"Kalau itu memang tembak-menembak dan tewas di tempat itu pasti ada jenazah di situ. Pasti butuh proses lama untuk evakuasi di situ. Tetapi ini tidak ada."


Munarman mengungkapkan dini hari tadi, FPI menerima kiriman pesan suara dari telepon salah satu laskar yang menjadi korban.


"Lalu beberapa waktu kemudian setelah VN (voice note) terkirimkan tidak ada lagi HP dari laskar enam orang itu yang aktif kita hubungi. Kita sudah cari dari pagi siang sebelum pengumuman dari pihak polda kita sudah cari kemana-mana. Ke RS kita cari, ke kantor polisi kita cari karena kita anggapnya itu orang hilang," kata dia.


Munarman menyebut kapolda telah memutarbalikkan fakta.


"Bahwa fitnah besar kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak-menembak. Fitnah itu," kata Munarman.


"Jadi fitnah dan ini fitnah luar biasa pemutar balikan fakta dengan menyebutkan bahwa laskar yang lebih dahulu menyerang dan melakukan penembakan." 


FPI, kata dia, tidak memiliki akses ke senjata api.


"Dan tidak mungkin membeli dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali. Apalagi di anggota kartu FPI dan kartu anggota LPI disebutkan bahwa setiap anggota FPI dilarang membawa senjata tajam, senpi bahkan bahan peledak. Itu dilarang. Jadi upaya-upaya memfitnah, memutarbalikan fakta, hentikanlah," kata Munarman.


Dia juga mengungkapkan rentetan peristiwa sebelum enam laskar ditembak. Sejak Jumat (4/12/2020), kata Munarman, pondok pesantren di Megamendung, Bogor, yang dipimpin Rizieq, diintai dengan menggunakan pesawat drone dan FPI telah mendeteksinya.


"Bahwa beberapa hari yang lalu memang ada beberapa pengintai di ponpes Habib Rizieq Shihab, yaitu hari Jumat itu ada beberapa pengintai yang ditugaskan oleh institusi resmi negara. Saya tidak mau sebut. Yang ditugaskan mengintai 24 jam. Mereka menggunakan drone dan peralatan canggih lainnya," kata Munarman.


Setelah mendeteksi drone pengintai, kata Munarman, FPI berhasil melakukan kontak dengan mereka.


"Ada tiga orang yang berhasil dikomunikasikan dan kita mendapatkan semua data, identitasnya kita dapatkan semua," kata Munarman.


Munarman menyebut pengintai terhadap kegiatan Habib Rizieq serta keluarganya dilakukan sekitar 30 orang.


"Ada foto-fotonya kami dapatkan. Kemudian di Sentul (rumah putri Habib Rizieq) yang lokasinya sempat dilakukan aksi demonstrasi," tuturnya.


"Artinya yang mau saya sampaikan di sini, HRS sejak kepulangannya memang diintai 24 jam, ada 30 orang. Masing-masing 10 orang di Sentul di Megamendung dan Petamburan. Jadi kita sudah tahu sebetulnya," Munarman menambahkan. [Democrazy/sra]

Penulis blog