Kesaksian saat kejadian itu diungkap oleh seorang pedagang di rest area Tol Japek Km 50 berinisial S. S menyebut pada Minggu (6/12) sekitar pukul 24.00 WIB, ada lima orang di warungnya.
"Jam 12 (malam), tapi jam 12 belum ada kejadian sih, nggak ada orang sih, cuma ada itu lima orang, nggak tahu siapa. Terus jam 12.30 (malam)-01.00 kejadiannya," ujar S saat ditemui di rest area Km 50 Tol Japek, Selasa (8/12/2020).
Saat peristiwa berlangsung, S sedang berada di dapur. Dia mendengar suara seperti tabrakan tidak jauh dari exit rest area. Saat itu pula di melihat ada polisi di lokasi.
"Itu kan saya di dapur, cuma ada kayak mobil apa kirain ini nabrak pembatas. Saya kan lari ke sana, apa sih, mobil terbalik? Nggak tahu ada kejadian di depan. Saya lihat ke sana, iya ada polisi lagi pegang senjata itu. Orang-orang kan nggak boleh ke sana," katanya.
S mendengar suara tabrakan itu di arah exit rest area Km 50. Pada saat itu, dia melihat ada polisi bolak-balik ke lokasi dari rest area. S mengaku dilarang oleh polisi mendekat ke lokasi.
"Terus dengar kan nggak boleh ke sana. Kejadiannya kan di situ. Polisi bolak-balik di sana, mobilnya balik arah. Saya juga heran," jelasnya.
"Iya (bolak-balik) di dalam rest area ini. Kalau mobil mah dari sini kirain tabrakan. Saya juga lagi di dapur, terus ada polisi di sini (rest area)," sebutnya.
Saat kejadian itu, S melihat ada dua orang yang membawa senjata. Dia juga melihat dua orang berseragam polisi berjalan ke arah lokasi kejadian, tepatnya ke arah exit rest area.
"Kalau saya lihat yang pegang senjata ada dua orang. Saya lihat ada petugas pakai baju polisi ada jalan ke sana dua orang, bukan yang bilang nggak boleh masuk ke sana tadi," katanya.
S mengaku tidak mendengar suara tembakan saat kejadian berlangsung. Semua orang yang berada di rest area kaget oleh suara tabrakan.
"Saya tembakannya nggak dengar, cuma dengar mobil aja bannya kempis kayak nabrak gitu. Kan kaget semua orang di sini," kata dia.
Pada saat kejadian itu, S mengatakan kendaraan tidak boleh melintas ke dekat lokasi. Mobil diminta putar balik.
"Iya, dikosongin, nggak boleh ada mobil masuk ke sana, pokoknya yang ada di sini putar arah semua," jelasnya.
Peristiwa penambakan ini terjadi pada Senin (7/12) dini hari di Tol Jakarta-Cikampek Km 50. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan penembakan dilakukan lantaran pengikut Habib Rizieq melakukan penyerangan terhadap polisi. Sebanyak enam orang dinyatakan tewas.
"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang, meninggal sebanyak 6 orang," kata Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (7/12) kemarin.
Polisi memperlihatkan barang bukti yang didapat dari pengikut Habib Rizieq, berupa dua pucuk pistol serta sejumlah senjata tajam.
Sekretaris Umum FPI Munarman menjelaskan peristiwa itu terjadi seiring dengan perjalanan Rizieq dan rombongan menuju tempat pengajian keluarga. Rizieq dan keluarga dikawal oleh laskar. Total ada delapan mobil dalam rombongan.
"Hari Minggu (6/12) pukul 22.30, beliau meninggalkan lokasi Sentul untuk menuju ke tempat pengajian keluarga inti. Pengajian Subuh, tidak libatkan pihak mana-mana, dengan empat keluarga, ada istri, anak, ada menantu. Artinya, ada perempuan di mobil itu, ada cucu beliau, dua orang masih bayi, tiga orang balita, di rombongan Habib Rizieq ada balita. Bayi satu tahun dan ada balita," kata Munarman.
Munarman menyebut ada satu mobil yang menguntit sejak dari Sentul. Kemudian, pengawal Habib Rizieq langsung melindungi Habib Rizieq.
Munarman membantah para pengikut Rizieq dari FPI itu membawa senjata api. [Democrazy/dtk]