Pasalnya, masing-masing pihak mengeluarkan pernyataan dan penjelasan yang berbeda.
Pihak kepolisian mengaku, tewasnya 6 anggota rombongan Rizieq Shihab karena menyerang aparat polisi. Hingga membuat petugas harus melakukan tindakan tegas dan terukur.
Sementara pihak FPI menyatakan mobil pengawal HRS-lah yang diserang dan ditembak. Bahkan satu mobil berisi anggota laskar disebut hilang hingga akhirnya dipastikan tewas ditembak.
Dalam pandangan Direktur Indonesia Future Studies, Gde Siriana Yusuf, bentrokan pada Senin dinihari itu adalah bagian dari upaya pihak-pihak yang punya kepentingan menuju kursi Kapolri dan Panglima TNI.
"Saya melihat HRS tidak menganggap ini sebagai pertarungan ulama vs institusi TNI & Polri," terang Gde Siriana, Senin (7/12).
"Saya pikir, sejak pulang HRS pun tahu bahwa ini adalah permainan segelintir individu atau elite yang sedang ikut kontes menuju Kapolri & Panglima TNI," imbuhnya.
Hal ini dikuatkan dengan pernyataan-pernyataan HRS yang tidak pernah mengarah kepada institusi polisi atau TNI.
"Itulah kenapa statement HRS tidak pernah menyerang TNI & Polri sebagai institusi," tegas Gde Siriana. [Democrazy/rmol]