DEMOCRAZY.ID
Pantauan VIVA, dalam aksinya, mereka menyesalkan tindakan yang dilakukan pentolan FPI tersebut.
Massa ini nampak membawa atribut bendera merah putih, poster, lalu spanduk bergambar Habib Rizieq.
Dalam orasinya, mereka menyesalkan isi ceramah yang disampaikan Habib Rizieq pada Maulid Nabi Muhammad di Petambur 14 November lalu.
Mereka menilai isi ceramah berindikasi memecah belah bangsa, sehingga diharpkan Polisi dapat mengusut tuntas isi ceramah tersebut.
“Meminta kepada pemerintah dalam hal ini Polri untuk menangkap MRS (Muhammad Rizieq Shihab) dan mengusut tuntas isi ceramah dan penyebaran video yang meresahkan masyarakat,” ucap salah satu orator dari mobil komando di lokasi, Senin 7 Desember 2020.
Dalam orasinya, massa kontra Habib Rizieq ini juga mendukung Polri dan TNI agar dapat melindungi rakyat.
Hal itu agar kelompok pemecah belah tak dapat bertindak seenaknya. Orasi ini nampak tidak dibubarkan polisi.
Padahal, polisi melarang massa simpatisan Habib Rizieq datang ke Mapolda Metro Jaya kalau Habib Rizieq datang memenuhi panggilan.
Massa simpatisan Habib Rizieq diminta tidak datang bahkan diancam akan ditangkap polisi jika tidak mau dibubarkan apabila datang.
Sebabnya polisi menyebut pandemi COVID-19 masih berlangsung sehingga mereka diminta tidak datang dan membuat kerumunan.
Demo berlangsung sejak pukul 11.30 WIB dan hingga pukul 12.00 WIB masih berlangsung.
Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menyebut pihaknya tidak segan mencokok massa simpatisan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang akan datang saat pemeriksaan Habib Rizieq jika tidak mau dibubarkan.
"Intinya kami akan bubarkan dan akan tindak tegas dengan melakukan penangkapan sesuai aturan jika tetap memaksa membawa massa ke Polda Metro Jaya pada hari Senin," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Sabtu 5 Desember 2020.
Dirinya mengatakan kalau pihaknya telah mengimbau massa simpatisan Habib Rizieq agar tak datang ke Mapolda Metro Jaya saat penyidik melakukan pemeriksaan lantaran hanya akan membuat kerumunan di tengah pandemi COVID-19. [Democrazy/viva]
