Kepala sekolah, Karina Jehniche, mengatakan murid laki-laki asal Berlin itu marah setelah gurunya mengatakan orang tua yang tidak mengikuti program 'parenting talk' akan mendapatkan konsekuensi.
Media lokal Der Tagesspiegel, mengidentifikasi sang siswa sebagai seorang Muslim yang bersekolah di sekolah dasar Christian Morgenstern, Spandau.
Ancaman murid itu disebutkan mengacu pada tragedi pemenggalan Samuel Paty, guru sejarah di Prancis yang dipenggal setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW di depan kelasnya.
Awalnya, sang guru memberitahu bagaimana pentingnya para wali murid untuk mengikuti parenting talk.
Dan pihak sekolah siap memberikan tindakan bagi mereka yang menolak untuk berpartisipasi.
Mendengar penjelasan guru, siswa ini tiba-tiba menyatakan ancamannya di depan guru dan teman-temannya di kelas.
"Jika itu terjadi karena orang tuaku tidak datang, aku akan melakukan hal yang sama denganmu seperti apa yang dilakukan anak laki-laki itu dengan gurunya di Paris," kata siswa itu, sebagaimana dilaporkan Sputnik News.
Jehniche mengatakan saat itu murid-murid lain di kelas langsung terkejut mendengar ancaman anak laki-laki itu.
Der Tagesspiegel mengutip seorang guru lain di sekolah tersebut, mengatakan anak laki-laki itu sebelumnya juga pernah membuat komentar mengkhawatirkan tentang tragedi pemenggalan di Prancis.
Sekolah sedang mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang Paty, ketika siswa itu tiba-tiba berkata siapa pun yang berani menghina Nabi Muhammad, kemungkinan akan dibunuh. [Democrazy/sra]