POLITIK

Siasat Musafir Politik Turun ke Medan Bantu Mantu Jokowi

DEMOCRAZY.ID
November 16, 2020
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Siasat Musafir Politik Turun ke Medan Bantu Mantu Jokowi

Siasat Musafir Politik Turun ke Medan Bantu Mantu Jokowi
DEMOCRAZY.ID - Menantu Presiden Joko Widodo yang juga calon wali kota Pilkada Medan Bobby Nasution dibantu sejumlah tokoh politik tingkat nasional saat berkampanye. Tokoh-tokoh tersebut bahkan datang langsung ke Medan.

Sebut saja Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno. Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, politikus PDIP Adian Napitupulu hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.


Mereka menyapa masyarakat Medan bersama Bobby saat berkampanye. Para tokoh tersebut juga memberikan sejumlah masukan kepada Bobby yang berpasangan dengan Aulia Rachman.


Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Shohibul Anshor Siregar menyebut para tokoh itu sebagai musafir. Misi mereka pun tidak terlalu berdampak signifikan.


Pertama, mereka bukan tokoh Medan sehingga popularitas Bobby tak serta merta meningkat ketika dibantu berkampanye. Kedua, masukan dari para elite tersebut juga tidak selalu tepat, karena tidak mengetahui pasti permasalahan di Medan.


"Saya sebut musafir adalah orang-orang yang bukan asli Medan yang tidak tahu gelagat dan budaya orang Medan tapi memberi rekomendasi dan rekomendasi itu dijalankan Bobby-Aulia sehingga tidak connect," kata Shohibul.


Shohibul mengamini bahwa para elite politik datang ke Medan untuk membantu paslon yang diusung partainya. Semacam tugas yang diemban selaku kader partai.


Akan tetapi, Shohibul melihat gelagat para elite politik tersebut lebih didasari sikap menghargai Presiden Jokowi yang menantunya menjadi calon wali kota.


"Supaya mereka dianggap berjuang bersama untuk kemenangan beliau. Karena sangat menyedihkan untuk membayangkan kalau Bobby dan Aulia kalah dalam Pilkada Medan," katanya.


Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Nirwansyah juga mengatakan hal yang tak jauh berbeda. Menurutnya, para elite politik tersebut tak banyak mempengaruhi peningkatan elektabilitas Bobby.


"Misalnya saja politisi PDIP Adian Napitupulu di Medan dikhawatirkan tak memiliki efek menguntungkan bagi Bobby-Aulia. Sebab, pergerakan dan rekam jejak Adian selama ini hanya terpaku di pusat dan tak mengakar hingga ke daerah salah satunya Kota Medan," ungkapnya.


Selain itu, Nirwansyah juga menilai masyarakat tak akan lupa ihwal perpecahan di internal PDIP saat calon wali kota belum ditentukan.


Diketahui, lawan Bobby yakni Akhyar Nasution meninggalkan PDIP dan bergabung ke Demokrat demi mendapat tiket sebagai calon wali kota. PDIP lebih suka mengusung Bobby ketimbang Akhyar yang mereka dukung di pilkada sebelumnya.


"Masyarakat Medan rasional. Masyarakat tak akan lupa ketidak-solidan yang mulai memuncak ketika menjelang penentuan bakal pasangan calon yang akan diusung PDIP di Kota Medan," kata Nirwansyah.


"Ini sangat berbeda dengan PDIP saat Pilpres dan Pilgub Sumut beberapa waktu lalu, di situ PDIP masih sangat solid," tambahnya.


Pilkada Kota Medan diikuti dua pasangan calon. Paslon nomor urut 01, Akhyar Nasution - Salman Alfarisi hanya diusung Partai Demokrat dan PKS.


Mereka akan melawan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Aulia Rachman. 


Pasangan nomor urut 02 itu diusung 8 partai politik antara lain PDIP, Gerindra, Golkar, NasDem, PPP, PAN, Hanura, dan PSI. [Democrazy/cnn]

Penulis blog