Namun seperti Mukjizat, Angelica Gaitan justru tetap hidup di tengah laut. Saat ditumukan nelayanpada Sabtu, 26 September 2020, Angelica Gaitan seperti robot.
Tubuhnya kaku tak bisa bergerak dan hanya bisa berkata terbata-bata. Dikutip dari Mirror, fakta lain mencuat di mana dua tahun lalu ada laporan kepolisian yang menyatakan wanita tersebut hilang.
Dua tahun lalu, keluarga Angelica Gaitan melaporkan telah kehilangan wanita itu.
Saat Angelica Gaitan ditemukan di tengah laut oleh nelayan, keluarga mengaku tidak mempercainya.
Keluarga mengaku selama dua tahun terus berupaya mencari Angelica dengan berupaya melakukan panggilan telepon, namun tak pernah ada jawaban.
Benar-benar seperti mukjizat, tubuh Angelica ditemukan satu nelayan yang sedang lewat untuk mencari ikan.
Angelica Gaitan ditemukan sudah kaku dan terombang-ambing di laut sejauh 2 kilometer dari bibir pantai.
Awalnya, nelayan bernama Ronaldo mengira wanita itu adalah potongan kayu. Sempat mendiamkannya selama beberapa hari, Ronaldo merasa penasaran lantaran bongkahan kayu itu terus mendekat ke perahu.
Saat itulah, Ronaldo kaget jika yang dia lihat sebenarnya tubuh wanita. Saat dia memanggil teman-temannya, mengira wanita itu sudah meninggal dunia.
Namun, ketika diangkat ke perahu, ada suara lirih keluar dari mulut Angelica Gaitan. Hal itu sontak mengagetkan para nelayan, dan saat dibawa ke pantai, membuat geger masyarakat setempat.
Wanita malang mengalami hipotermia hebat dan tidak bisa berbicara lancar.
Saat diberi air minum secara perlahan, Angelica Gaitan langsung meneteskan air mata.
Setelah beberapa lama di pantan dan jadi tontonan warga, Angelica akhirnya mulai mampi mengucapkan kata-kata.
Katta pertamanya setelah diselamatkan adalah "Saya dilahirkan kembali, Tuhan tidak ingin saya mati."
Angelica ternyata telah kehilangan kontak dengan keluarganya sejak dua tahun lalu.
Cerita bagaimana Angelica mulai terungkap dari kata-kata yang terbatas yang terdengar sayu.
Seteklah beberapa hari, diberitakan RCN, Angelica bercerita bahwa semua berawal dari hubungan bersama kekasinya selama 20 tahun.
Dirinya mengalami kekerasan dari pasangannya. Merasa sudah tak kuat lagi, dia mengklaim mengambil keputusannya untuk kabur.
Saat itu dia sedang dalam keadaan hamil dan berupaya bunuh diri. "Selama 20 tahun saya memiliki hubungan yang tidak sehat, saya mendapat perlakuan kasar oleh mantan saya," ujar Angelica pada Rabu 30 September 2020.
Selama hidup bersama sang kekasih, dia terus mengalami kekerasan fisik. Bahkan dia alami kekerasan saat mengandung anak pertama.
Kemudian saat kehamilan anak kedua, dia memutuskan kabur dan bunuh diri, "Saya berkali-kali melaporkannya. Tetapi polisi membawanya pergi selama 24 jam dan ketika dia berada di rumah lagi, serangan itu kembali," sambungnya.
Surat kabar lokal La Libertad mengabarkan, September 2018, Angelica akhirnya kabur dari rumah dengan tubuh penuh luka setelah mendapatkan kekerasan brutal dari kekasihnya.
Dia mengaku sempat tinggal di rumah penampungan gelandangan di kota Barranquilla selama 6 bulan.
Setelah mengalami depresi, Angelica mengaku tak mau melanjutkan hidup. Saat berada di tepi pantai, ia pun mengaku nekat untuk melompat ke laut.
"Saya ingin mengakhiri segalanya, saya tidak mendapat bantuan dari mana pun bahkan dari keluarga saya, karena lelaki ini menjauhkan saya dari lingkaran pergaulan saya, itulah mengapa saya tidak ingin melanjutkan hidup," ujarnya.
Dan ketika melompat dan sempat terombang-ambing, dia mulai kehilangan ingatan dan merasa kematian akan segera datang.
Setelah itu, dia mengaku benar-benar tak menyadari apa yang terjadi.
Menurut laporan, wanita itu terapung di air selama sekitar delapan jam sebelum akhirnya dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit di mana dia tiba dalam keadaan syok.
Kini ia dan saudara perempuannya sedang mengumpulkan dana untuk membawa kembali ibunya ke kota tempat tinggalnya.
Mereka mengungkapkan bila ibunya akan mendapat perawatan dari keluarga. [Democrazy/pkry]