Sebabnya, Ustaz Maaher menilai Nikita Mirzani telah menghina Habib Rizieq Shihab sebagai keturunan Nabi Muhammad saw.
Oleh sebab itu, ia mengultimatum Nikita dengan ancaman akan menggeruduk ratusan laskar ke rumah selebritis tersebut.
Buntut dari perkataan vulgarnya, Maaher pun mendapat serangan dari khalayak yang menyebut bahwa sebagai pendakwah tidak sepantasnya ia berkata kasar.
Selain kepada Nikita Mirzani, Maaher dalam akun Twitternya tertangkap basah telah melakukan penghinaan terhadap Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.
Tentang hal ini, Pengasuh Ponpes Ora Aji, Gus Miftah akhirnya angkat bicara menanggapi ulah Maaher.
Melalui akun Instagramnya, Gus Miftah membuat sebuah video berdurasi tiga menit lebih untuk mengkritik apa yang dilakukan Maaher.
"Sebenarnya saya tidak mau merespons ustadz ini, tapi Karena dawuh dari para guru maka saya Harus memberikan respons dan tanggapan semata mata dalam rangka Wa tawa shoubil haq Wa tawa shoubis shobr, dan karena kecintaan kami kepada para guru dan habaib kami, wabil khusus habibana Luthfi bin Yahya," tulisnya, Sabtu (14/11/2020).
Dalam videonya, Gus Miftah merasa aneh dengan Maaher dan menyebutnya sebagai sosok yang memiliki kepribadian ganda.
Cendekiawan sekaligus ulama ahli tafsir Indonesia Muhammad Quraish Shihab mengungkap alasan mengapa ia enggan dipanggil sebagai Habib, sebuah gelar yang dipandang sangat istimewa.
Mereka yang bergelar Habib memiliki derajat tersendiri karena gelar itu disematkan bagi keturunan Nabi Muhammad saw.
Oleh sebab itu, gelar Habib tidak bisa sembarangan disandang orang sekalipun orang itu memiliki darah Arab.
Dikutip dari hops.id -- jaringan Suara.com, ayah jurnalis kondang Najwa Shihab itu sejatinya punya semua persyaratan untuk disebut Habib.
Quraish Shihab diketahui merupakan cucu dari Habib Ali bin Abdurrahman, asal Hadhramaut, Yaman.
Dirinya dikenal sebagai seorang akademisi, mufasir dan menteri agama era Soeharto karena dalamnya ilmu yang dikuasai dan kaya akan pengalaman.
"Gelar Habib itu aslinya yang mencintai dan dicintai. Kalau Anda mau dicintai enggak mau mencintai, bertepuk sebelah tangan, buruk,” kata Quraish dalam kanal YouTube El Fauzan.
Ia menambahkan, Habib merupakan gelar kehormatan yang bertingkat-tingkat menurut tradisi.
“Salah satu tingkatannya Habib karena itu suatu kebutuhan yang baik yang menuntut tanggung jawab,” imbuhnya.
Adapun alasan Quraish enggan dipanggil Habib lantaran ia merasa belum memiliki ilmu dan akhlak yang sejalan dengan agama.
“Kiai pun, saya enggak mau bergelar Kiai. Kiai itu orang yang dalam ilmunya, akhlaknya baik. Saya ilmunya belum dalam. Akhlak saya belum sesuai dengan apa yang diajarkan agama. Jadi tidak usah panggil saya habib,” ungkap Quraish Shihab.
Atas alasan itulah, Quraish Shihab merasa belum siap jika dirinya dipanggil Habib sehingga biar waktu yang menjawabnya.
“Biarkan saya berjuang dulu. Semoga setelah saya meninggal, orang bilang ‘oh itu Habib’ . Tapi sekarang tidak,” kata dia.
Menurutnya, ada tiga syarat hingga seseorang layak mendapat gelar Habib. Pertama pengetahuan yang mendalam, lalu mengamalkan ilmu yang dimiliki serta mengabdi di masyarakat secara tulus.
“Kiai-kiai kita kan seperti itu. Mereka menjawab pertanyaan lalu memberikan solusi. Karena ulama itu menurut Alquran sebagai pewaris Nabi adalah orang-orang yang mampu memberikan solusi atas problematika-problematika khususnya saat ini,” urai Quraish. [Democrazy/suara]